Suara.com - Sebuah game baru yang mensimulasikan aksi pembantaian massal memicu kontroversi. Game tersebut menuai kritik lantaran menampilkan adegan kekerasan.
"Hatred", demikian nama game tersebut. Game tersebut diperuntukkan hanya bagi orang dewasa. Mereka yang memainkan game ini diharuskan memainkan karakter pembunuh untuk menghabisi nyawa orang sebanyak-banyaknya. Tak mengherankan, game ini dikritik keras.
Parahnya lagi, karakter pembunuh dalam game tersebut digambarkan sebagai sosok tinggi besar yang memakai jubah serba hitam. Jika diamati, lansiran News.com.au, jubah karakter tersebut tak berbeda jauh dengan pakaian yang dikenakan oleh pelaku pembantaian di Sekolah Columbine, sebuah peristiwa tragis pada 20 April 1999 silam yang menewaskan 12 siswa dan seorang guru.
Kehadiran game tersebut kian membuat geger setelah pihak pengembang game merilis sebuah trailer pendek berisi adegan kekerasan mengerikan dalam game tersebut. Dalam trailer itu, si karakter utama menyusuri jalanan kota sambil menembaki warga sipil tak berdosa. Tak jarang, si karakter menghabisi mereka dengan cara yang sadis.
Dalam kilas adegan di bagian awal video, si karakter terdengar mengucapkan kebenciannya terhadap dunia.
"Aku sangat membenci dunia ini dan manusia yang makan dari sisa-sisa," ujar si karakter.
"Seluruh hidupku dingin, dipenuhi kebencian, dan saya selalu ingin mati dengan cara yang kejam. Inilah waktunya membalas dendam dan tidak ada kehidupan yang pantas diselamatkan - dan aku akan membunuh sebanyak mungkin yang aku mampu," katanya lagi.
Game tersebut awalnya dijual di situs penjual game Steam, tetapi pihak pengelola sempat menghapusnya lantaran dianggap terlalu kasar. Namun, kini game kontroversial buatan Destructive Creations itu kembali dijual di situs tersebut.
Pemiliki perusahaan pengembang, Przemyslaw Szczepaniak, mengatakan, hal itu merupakan kemenangan kreativitas atau kebebasan berbicara. (News.com.au)
Berita Terkait
-
PUBG Mobile Terancam Diblokir Prabowo, Komdigi Minta Game Online Patuh Aturan
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
8 Film Adaptasi Video Game Terbaik, Silent Hill hingga Mario Bros
-
Honor of Kings Pecahkan Rekor Dunia Penonton Esports Terbanyak
-
Lanjutkan Kesuksesan Pendahulu, Ghost of Yotei Laku 3,3 Juta Kopi Dalam Sebulan
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Bocoran iPhone Masa Depan: Kamera Selfie Bakal 'Hilang'
-
Update 20 Kode Redeem FC Mobile 11 November 2025, Klaim Gems dan Pemain 111-113 Gratis
-
PUBG Mobile Terancam Diblokir Prabowo, Komdigi Minta Game Online Patuh Aturan
-
Infinix XBOOK B14 Meluncur ke Indonesia, Laptop Tangguh dengan Sertifikasi Militer
-
Rincian Fitur Baru One UI 8 Samsung Galaxy A56, Ada AI Image Generator Nano Banana
-
Misteri Abad ke-20 Terpecahkan: Lubang Aneh di Peru Diduga sebagai Pasar Kuno
-
23 Kode Redeem FC Mobile 11 November 2025 Lengkap dengan Panduan Farm Gems dan Pemain OVR 113
-
31 Kode Redeem FF 11 November 2025, Skin Halloween Masih Tersedia Hingga Hadiah Baru
-
Layar Ponsel Tiba-Tiba Hitam Tapi Masih Menyala? Ini 10 Cara Memperbaikinya Sendiri
-
Penelitian Baru Ungkap Rahasia di Balik Leher dan Kaki Panjang Jerapah