Suara.com - Alam semesta akan segera hancur, lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, demikian hasil analisis para ilmuwan di Amerika Serikat yang dituangkan dalam jurnal Physical Review Letters baru-baru ini.
Segera, dalam bahasa para ilmuwan ini, tidak sama dengan yang ada dalam pikiran Anda. Dalam istilah kosmologis, segera yang disebut para ilmuwan berarti alam semesta akan hancur dalam puluhan miliar tahun lagi.
Nemanja Kaloper dari Universitas California, AS dan Antonio Padilla dari Universitas of Nottingham, Inggris - dua peneliti yang terlibat dalam riset itu - mengatakan petunjuk bahwa alam semesta akan hancur ada pada dark energy.
Dark energy adalah gaya misterius yang biasa digunakan oleh para pakar fisika untuk menjelaskan perkembangan alam semesta. Tetapi hingga kini belum ada satu ilmuwan pun yang bisa memastikan apa itu dark energy.
"Fakta bahwa kini kita sedang melihat adanya dark energy bisa dijadikan indikasi datangnya kiamat," kata Padilla, "Indikasi awal alam semesta akan mulai runtuh dalam puluhan miliar tahun lagi, tetapi kami belum bisa memastikan ini."
Padilla menambahkan bahwa mekanisme yang mereka kembangkan untuk menjelaskan kiamat itu bisa menjawab beberapa misteri dalam fisika, termasuk yang disebut sebagai konstanta kosmologi.
Albert Einstein mengatakan bahwa konstanta kosmologis - yang mewakili nilai kepadatan energi yang tidak pernah berubah - akan terus menjaga agar alam semesta tidak runtuh.
Tetapi pada 1998 ada pergeseran dalam kosmologi, ketika pada ilmuwan menyatakan bahwa alam semesta terus mengembang dan kecepatannya terus bertambah. Cepatnya perkembangan alam semesta adalah tanda bahwa kiamat sudah dekat.
Alhasil para ahli mengatakan konstanta kosmologis tak bisa lagi diberi nilai nol. Energi ini lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya dan mendorong alam semesta berkembang lebih cepat.
Hanya saja menurut Padilla dan Kaloper, nilai energi yang dihitung para ilmuwan lain terlalu besar.
Dalam penelitian sebelumnya mereka mengatakan sebelum runtuh, perkembangan alam semesta akan melambat. Perlambatan itulah yang menurut Padilla dan Kaloper sedang terjadi sekarang. Pada akhirnya alam semesta akan berhenti mengembang dan mencapai titik kritis sebelum menyusut dan pecah berkeping-keping. (Phys.org)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Nubia V80 Max Lolos Sertifikasi di Indonesia, Desain Mirip iPhone Lagi?
-
Akselerasi Adopsi AI dan Cloud, Ekosistem Mitra Teknologi di Asia Pasifik Diperkuat Solusi Canggih
-
Game Survival Baru dari Kreator PUBG Telah Tiba, Early Access Dibuka
-
Item GTA 6 Muncul di GTA Online? Petunjuk Baru di Tengah Penantian Panjang
-
Studi Baru Ungkap Lebah Bumblebee Bisa Dilatih Mengenali Kode Morse
-
7 Rekomendasi Tablet Ringan untuk Freelancer, Enteng Dibawa ke Mana-Mana
-
Bola Emas Misterius di Dasar Laut Alaska, Bikin Bingung Para Ilmuwan
-
Wikipedia hingga ChatGPT Terancam "Kiamat Internet", Koalisi Damai Desak Komdigi Cabut Aturan PSE
-
vivo X300 Series Resmi di Indonesia: Kamera Gahar, Baterai Monster, Mulai Rp 14 Jutaan
-
5 Tablet Dual OS Spek Kencang, Bikin Kuliah dan Kerja Makin Naik Performa