Suara.com - Cara mengelola inbox email rupanya bisa mengungkap kepribadian manusia, demikian dikatakan sejumlah psikolog di Amerika Serikat yang diwawancarai Business Insider.
Setidaknya ada tiga tipe kepribadian manusia yang bisa dilihat dari caranya mengatur surat-surat elektronik yang masuk di email.
Pertama adalah tipe deleter atau tukang hapus. Kelompok pertama ini biasanya akan membaca email masuk, menyempatkan diri membalas (jika email itu harus dibalas), dan kemudian menghapusnya (atau memindahkannya dalam arsip atau archive yang disusun rapi). Inbox mereka biasanya tak berisi email sama sekali.
Menurut Larry Rosen, psikolog yang menulis buku "iDisorder: Understanding Our Obsession With Technology and Overcoming its Hold on Us" mengatakan bahwa tipe deleter ini adalah orang-orang yang gemar memegang kendali, ingin segala sesuatunya dalam kondisi teratur, dan karenanya mereka menilai email yang belum dibuka sebagai gangguan yang memicu stres.
Tipe kedua adalah the saver atau si penyimpan. Inbox mereka biasanya berisi sedikit email yang belum dibaca, meski mereka sangat jarang menghapus email setelah membacanya.
Menurut Pamela Rutledge, direktur Media Psychology Research Center, orang-orang dengan perilaku ini adalah para perfeksionis.
"Mereka yang perfeksionis menyimpan email yang sudah dibaca karena berpikir bahwa email-email itu akan dibutuhkan kembali satu saat nanti," kata Rutledge.
Orang-orang seperti ini kata Rutledge biasanya juga gemar membuat daftar rencana panjang dan menyimpan banyak baju lama di dalam lemari mereka.
Tipe yang terakhir adalah the ignorer atau cuek. Menurut Ron Friedman, psikolog yang menulis buku "The Best Place to Work: The Art and Science of Creating an Extraordinary Workplace", mereka ini adalah yang membiarkan ratusan hingga ribuan email tak terbaca di dalam inbox.
Meski demikian, Friedman mengatakan bahwa membiarkan ribuan email tak terbaca tak serta-merta menunjukkan masalah mental. Memang, kata dia, banyaknya email yang tak dibaca menunjukkan bahwa seseorang terlalu sibuk atau memang abai. Tetapi bisa juga itu merupakan tanda seseorang sadar bahwa merapikan email tidak membantu untuk berkembang.
"Dan itu adalah tanda Anda cerdas," kata Friedman.
Ia mengatakan bahwa mereka yang mengabaikan email bisa saja lebih terorganisasi dan produktif ketimbang orang lain.
"Email bisa menunjukkan prioritas seseorang, bahwa email bukan hal yang penting yang membutuhkan perhatian segera," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag
-
Varian Warna Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Usung Spek Gahar
-
POCO X8 Pro Max Lolos Sertifikasi: Usung Baterai 9000 mAh dan Chip Kencang
-
30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember: Klaim Pemutus Rekor 111-115 dan Shards