Suara.com - Sebuah studi yang digelar oleh Sekolah Bisnis Sauder, Universitas British Columbia, Kanada berhasil menemukan kunci yang mendorong orang-orang untuk mengunggah foto dan berbagi cerita kehidupan mereka di Facebook.
Professor Izak Benbasat dari Sekolah Bisnis Sauder, dalam risetnya yang diterbitkan dalam jurnal Information System Research edisi teranyar, mengatakan bahwa Facebook sudah lama diketahui menyebabkan pengguna merasa depresi, tidak nyaman, dan berperilaku narsistik.
"Tetapi alasan orang tetap berada di dalam media sosial itu, tak pernah diketahui," kata Benbasat, seorang pakar studi sistem informasi.
Ia menjelaskan bahwa Facebook membuat penggunanya merasa tidak pernah puas akan kehidupannya karena sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain di dalam media sosial itu. Akibatnya, mereka bereaksi dengan menciptakan postingan atau mengunggah foto yang menunjukkan sisi terbaik dari hidupnya di Facebook.
"Kami menemukan, bahwa dengki atau iri, adalah kunci dalam hal ini," tegas dia.
Menurut Benbasat, foto-foto liburan adalah pemicu rasa iri paling besar dalam Facebook, memaksa orang-orang di dalam media sosial itu untuk menghasilkan foto-foto paling sempurna untuk dipamerkan di dunia maya.
Ia menjelaskan bahwa mengunggah potret kehidupan yang tak realistis macam itu, tidak ditujukan untuk membuat orang lain cemburu, tetapi lebih kepada tuntutan untuk bersaing dan menonjol di dunia maya - atau dengan istilah zaman sekarang, "biar tetap eksis".
Dalam studi itu Benbasat dan rekan-rekannya menggelar survei yang melibatkan 1.193 pengguna Facebook di sebuah universitas di Jerman. Para mahasiswa yang disurvei ditanyai tentang kebiasaan mereka menggunakan Facebook dan tentang perasaan mereka ketika menggunakan media sosial itu.
Berdasarkan analisis dari data-data itu, jelas Benbasat, ditemukan bahwa fungsi-fungsi media sosial justru mendorong perilaku yang didasarkan pada rasa dengki.
"Berbagi foto dan cerita yang mewarnai hidup Anda, itu adalah fungsi utama Facebook," kata dia.
"Tetapi menurut saya, penting bagi orang lain untuk mengetahui bahwa Facebook punya efek negatif terhadap hidupnya. Orang tua dan guru perlu menginformasikan kepada generasi muda, bahwa mereka lebih rentan terhadap sisi gelap media sosial," tutup Benbasat. (Phys.org)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Cara Melihat Kontak yang Tersimpan di Akun Google, Lengkap Panduan Mengelolanya
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Fakta 3I/ATLAS: Benarkah Kapal Induk Alien? Begini Kata Pakar
-
Viral Fotografer Upload Foto Tanpa Izin, Komdigi Sebut Warga Bisa Tuntut lewat UU ITE
-
Badai Melissa Hantam Jamaika, Kota Lumpuh Ribuan Rumah Porak-poranda
-
Produsen Drone Lokal Unjuk Gigi, Jadikan Pesawat Nirawak Perisai Trisula Nusantara
-
Samsung Galaxy S26 Edge Masih Hidup! Bocoran More Slim Bikin Penasaran
-
Gemini for Home Siap Diluncurkan, Selamat Tinggal Google Assistant!
-
25 Kode Redeem FC Mobile Aktif 30 Oktober: Segera Klaim Gems, Jersey Packs & Pemain OVR Tinggi!
-
Acer Swift AI Hadirkan Performa Ultra Cepat, Desain Premium, dan Privilage Buat Penggunanya