Suara.com - Persahabatan dan politik tak disangkal adalah dua hal yang tak begitu cocok satu sama lain. Perbedaan pilihan politik kerap menjadi alasan retaknya persahabatan. Karenanya, banyak orang yang memilih untuk meninggalkan isu politik ketika bertemu dengan sahabat.
Tetapi dengan hadirnya media sosial, yang sering dijuluki sebagai ruang publik baru, isu politik kian sukar diabaikan. Anda tentu masih ingat ketika pemilihan umum 2014 Facebook menjadi arena perdebatan bahkan pertengkaran di berbagai komunitas yang berbeda pilihan politik.
Ancaman itu, gara-gara media sosial, semakin nyata.
Dan sebuah penelitian terbaru di Israel menegaskan fenomena itu. Riset yang diterbitkan dalam Journal of Communication edisi 1 Desember kemarin menunjukkan bahwa orang yang aktif berbicara politik di Facebook akan lebih mudah memutuskan persahabatan di media sosial tersebut.
Riset yang digelar ilmuwan dari University of Jerusalem dan Tel Aviv Universtity di Israel itu meneliti tentang persahabatan di Facebook dan hubunganya dengan pilihan politik soal konflik Gaza-Israel pada 2014.
Mereka menggelar survei di antara pengguna Facebook beragama Yahudi di Israel selama periode 3-7 September 2014, sekitar sepekan setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di 26 Agustus 2014. Sebanyak 1.103 responden mengikuti survei itu dan mereka ditanyai tentang aktivitas politik, ideologi, dan aktivitas di Facebook.
Para peneliti menemukan bahwa 50 persen responden mengaku lebih aktif di Facebook selama periode itu dan 16 persen mengatakan telah memutuskan hubungan persahabatan (unfriend) di media sosial itu karena alasan politik.
Kelompok yang terakhir ini, yang hanya 16 persen tadi, diketahui memeluk ideologi ekstrem dan tak mendukung hak manusia untuk bebas berpendapat.
"Orang memutuskan persahabatan dengan orang lain yang memiliki pandangan politik berbeda," kata Nicholas John, ilmuwan dari University of Jerusalem, salah satu peneliti dalam riset itu.
"Lebih jauh lagi, penelitian kami menunjukkan bahwa mereka yang gemar memutuskan persahabatan rata-rata berusia muda, lebih aktif secara politik, lebih aktif di Facebook, punya sangat banyak teman di Facebook, dan memiliki pandangan politik sangat ekstrem," tutup John. (Phys.org)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Cara Tukar Poin SmartPoin Smartfren Jadi Pulsa
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Update Terbaru Stardew Valley 1.7: Bocoran Ladang Baru hingga Tanggal Rilis
-
Riot Games Siapkan Perombakan Besar League of Legends pada 2027
-
Registrasi Kartu SIM Berbasis Biometrik Picu Kekhawatiran Keamanan Data Pribadi
-
Game Tomb Raider 2013 Siap Meluncur ke iOS dan Android pada Februari 2026
-
Laporan Global 2025: Polusi Udara Berkontribusi pada 7,9 Juta Kematian di Seluruh Dunia
-
7 Pilihan Aplikasi Penghitung Jarak Lari Terbaik, Gratis dan Akurat