Suara.com - Jika tak ingin pesan pendek alias SMS yang Anda kirim disalahartikan, sebaiknya Anda mulai memperhatikan tanda baca di dalamnya. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa SMS yang berakhir dengan tanda titik akan dinilai "kurang tulus" ketimbang SMS yang tak menggunakan tanda titik.
Kesimpulan itu merupakan hasil riset para ilmuwan di Universitas Binghamton, New York Amerika Serikat yang diterbitkan dalam jurnal Computers in Human Behavior edisi 22 November 2015.
Dalam riset itu, tim peneliti yang dipimpin oleh Celia Klin, merekrut 126 mahasiswa untuk mengikuti sebuah eksperimen. Mereka diminta membaca serangkaian percakapan antara dua orang yang ditampilkan dalam bentuk SMS dan catatan tulisan tangan.
Beberapa dari isi percakapan itu sendiri berisi kalimat ajakan, yang dibalas oleh lawan bicaranya dengan sebuah kata berisi persetujuan (contohnya Ya, Oke, dan Yup). Tetapi balasan itu terdiri dari dua versi: yang pertama diakhiri dengan titik dan yang kedua sama sekali tak menggunakan tanda baca.
Berdasarkan response para sukarelawan dalam eksperimen itu, diketahui bahwa pesan pendek yang diakhiri tanda titik dianggap kurang tulus dibanding dengan pesan yang tak diakhiri titik.
Menurut Klin, hasil studinya mengindikasikan bahwa tanda baca memengaruhi makna sebuah SMS. Bahkan ketika karakter sosial dan konteks dari pesan itu hilang, ketulusan dari sebuah pesan pendek masih bisa diketahui dari tanda baca yang digunakan.
"SMS tak dilengkapi dengan sinyal-sinyal sosial yang biasa digunakan manusia dalam percakapan langsung. Ketika bertemu muka kita bisa menangkap informasi sosial dan emosional via tatapan mata, ekspresi wajah, nada suara, dll. Jelas mekanisme ini tak bisa digunakan dalam SMS," kata Klin.
"Karenanya masuk akal jika orang berharap bisa menemukan isyarat-isyarat tadi dalam emoticon dan, seperti yang ditunjukkan dalam studi kami, tanda baca," lanjut dia.
Sementara dalam studi lanjutannya, tim Klin menemukan bahwa sebuah pesan pendek berisi jawaban atas undangan yang diakhiri dengan tanda seru biasa diartikan sebagai pesan yang lebih dari tulus.
"Tanda baca digunakan dan dipahami sebagai penanda emosi dan informasi sosial. Ini tak mengejutkan dan justru mempertegas klaim kami," tegas Klin. (Phys.org)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
5 Rekomendasi Laptop untuk AutoCAD dengan Harga Miring, Cocok buat Mahasiswa Teknik
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag