Suara.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Indonesia bekerja sama dengan Akademisi Chiba University, Tokyo, Jepang, berencana meluncurkan satelit di Indonesia pada 2018.
Peluncuran satelit ini untuk melakukan observasi kontinental maupun kepentingan observasi lainnya seperti mendeteksi bencana alam.
"Dua tahun lagi akan diluncurkan satelit tersebut yang diberi nama Tanah Air I. Nama tersebut memiliki filosofi tersendiri," kata Prof Josephat Tetuko Sri Sumantyo guru besar di Chiba University yang ikut menangani pembuatan satelit tersebut di Pekanbaru, Kamis (25/2/2016).
Ia menyampaikan hal tersebut pada acara kuliah umum di Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru. Huruf I setelah kata Tanah Air dapat diartikan yang kesatu atau pertama atau bahkan bisa diartikan sebagai I untuk kata Indonesia jadi namanya Satelit Tanah Air Indonesia.
Dalam pembuatan satelit ini, Profesor asal Indonesia itu menjadi pemilik sekaligus periset yang bernaung dalam Josh Microwave Remote Sensoring laboratory (JMRSL).
Menurutnya, proyek ini merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu dirinya karena bekerja untuk Indonesia adalah kesempatan yang tidak ia sia-siakan. Meskipun selama ini dia telah lama tinggal di Jepang dan bekerja di sana.
"Ini bentuk nasionalisme yang ingin saya berikan untuk tanah air, yaitu melalui transfer teknologi," ujarnya Sementara itu Lapan sendiri adalah lembaga pemerintah non kementerian Indonesia yang melaksanakan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. Lembaga ini menyokong pembuatan satelit dengan memberikan bantuan dana riset.
Seminar di UIR ini digagas oleh Fakultas Teknik. Salah satu alumninya Mahasiswa Master di Chiba University dan belajar dengan Prof Josephat Tetuko Sri Sumantyo.
Josaphat lahir di Bandung, Jawa Barat pada 25 Juni 1970; umur 45 tahun dan menjabat sebagai Profesor penuh di Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba, Jepang dan sebagai profesor/dosen tamu di berbagai universitas.
Ia adalah salah satu pemegang paten antena mikrostrip (antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter) yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit, penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satelilte [5], serta radar peramal cuaca 3 dimensi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
Terkini
-
Bocoran Fitur Vivo X300 FE dan OnePlus 15s, HP Compact Spek Tinggi
-
Rilis Maret 2026: Remake Assassins Creed Black Flag Hadirkan Upgrade Grafis dan Gameplay Modern
-
Permudah Pembuatan Iklan: Meta Tambahkan Fitur AI Baru, Makin Praktis!
-
58 Kode Redeem FF Terbaru 26 November: Raih Skin Digimon, Diamond, dan Bundle Keren
-
30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 November: Klaim Glorious 112-115 dan Reward Kejutan
-
Cara Mematikan Mode Senyap iPhone, Dijamin Suara Notifikasi Muncul Lagi
-
4 Rekomendasi Smartwatch yang Paling Akurat Hitung Langkah Kaki, Andalan Diajak Jalan dan Lari
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
OPPO Find X9 Series Tantang Dunia: Buktikan Sendiri Kekuatan Kamera 120x Zoom dan 200MP di Atas Bus
-
Bocoran Gameplay Prince of Persia: Sands of Time Remake, Karakter Farah Makin Kuat