Suara.com - Lee Sedol, juara dunia permainan Go asal Korea Selatan mengaku "kehabisan kata" setelah dua kali dikalahkan oleh teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) milik Google.
Lee kalah dari AlphaGo, sebuah super-komputer bikinan laboratorium Google DeepMind dari London, Inggris dalam duel Go, permainan yang disebut sebagai permainan tradisional paling rumit di dunia.
"Saya kehabisan kata," kata Lee yang 18 kali memenangkan kejuaran dunia Go, "Saya kalah telak. Sejak awal pertandingan, tak sekalipun saya memimpin."
Laga itu disaksikan langsung oleh puluhan ribu warga Korsel dan para penggemar Go di Jepang dan Cina melalui televisi dan YouTube. Semua surat kabar Korsel mengulas kekalahan Lee halaman depan.
"Kecerdasan buatan berusia 2 tahun menguasai Go, permainan manusia berusia 5000 tahun," bunyi judul berita utama di Chosun Ilbo, surat kabar paling berpengaruh di Korsel.
AlphaGo pertama kali mengalahkan Lee pada Rabu (9/3/2016). Kekalahan itu mengguncang para penggemar Go di dunia dan menjadi tonggak penting dalam perkembangan kecerdasan buatan di dunia.
Kekalahan kedua Lee pada Kamis (10/3/2016), dalam laga yang berlangsung selama empat jam, membawa AlphaGo selangkah lebih di depan untuk merebut hadiah senilai 1 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp13 triliun (1 dolar AS pada Rp13.072).
Masih ada tiga babak lagi yang akan digelar dan berlangsung hingga Selasa (15/3/2016). Jika kalah di laga ketiga, Lee akan terus meladeni AlphaGo di dua laga tersisa.
Jika menang, AlphaGo akan mendonasikan hadiahnya kepada UNICEF, organisasi-organisasi Go dunia, dan yayasan kemanusiaan.
Tadinya banyak kalangan yakin bahwa komputer butuh setidaknya satu dekade untuk menang di permainan Cina kuno - satu-satunya permainan papan yang belum dimenangkan oleh komputer setelah komputer IBM mengalahkan juara catur dunia, Garry Kasparov pada 1997 silam.
Lee, sempat sangat percaya diri pada dua pekan lalu. Kini, setelah dua kali kalah, ia tampak pesimistis.
"Laga ketiga tidak akan mudah bagi saya," ujar lelaki 33 tahun itu. (Phys.org/AFP)
Berita Terkait
-
Robot Google Taklukkan Juara Dunia di Permainan Terumit di Bumi
-
Robot Kalahkan Manusia di Permainan Kuno Paling Rumit di Dunia
-
Selangkah Lagi, Jepang Ciptakan "Pesawat yang Tak Bisa Jatuh"
-
Ilmuwan Khawatir Kecerdasan Buatan Bakal Akhiri Era Manusia
-
Bill Gates: Kecerdasan Buatan Ancam Masa Depan Manusia
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Telkomsel MAXStream Studios Gebrak JAFF 2025, Hadirkan Program Secinta Itu Sama Indonesia
-
23 Kode Redeem FC Mobile 21 November 2025, Panduan Event Glorious Eras & UEFA PrimeTime
-
6 Smartwatch dengan GPS Paling Murah untuk Pencinta Aktivitas Outdoor
-
5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
-
POCO M8 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia, HP Murah Anyar dengan Baterai Jumbo
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 November: Raih Glorious 107-115 dan Ribuan Gems
-
5 Rekomendasi Tablet Gaming Terbaik 2025, Performa Selevel Konsol
-
Honor Watch X5 Rilis sebagai Pesaing Redmi Watch: Harga Terjangkau dengan GPS
-
Rover NASA Temukan Batu Misterius di Mars, Diduga Berasal dari Luar Planet
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel