Suara.com - Selama lebih dari 350 tahun para ilmuwan di seluruh dunia dipusingkan oleh satu soal matematika yang diciptakan oleh pakar matematika Prancis, Pierre de Fermat.
Dinamai "Teorema Terakhir Fermat", persamaan itu ditulis pada 1637. Fermat menuliskannya pada lembaran buku matematika kuno Yunani berjudul "Arithmetica". Ia mengaku sudah mengetahui jawaban soal itu, tetapi tak bisa menuliskannya di lembaran itu karena ruangnya terlalu sempit.
"Xn + Yn = Zn di mana n > 2," demikian persamaan yang diajukan oleh Fermat itu.
Hingga pada 1994, Andre Wiles, seorang dosen Universitas Oxford, Inggris berhasil memecahkan persamaan itu dan menerbitkannya secara resmi pada 1995, tepat 358 tahun setelah Fermat menuliskannya.
Berkat kecerdasannya Wiles terkenal di seluruh dunia sains sejak saat itu. Tetapi pada pekan ini, buah yang dipetiknya dari kecerdasannya disempurnakan setelah ia dinobatkan sebagai pemenangan Anugerah Abel, penghargaan yang sering disebut sebagai Nobel Matematika.
Akademi Ilmu Pengetahuan Norwegia, sebagai penyelenggara Anugerah Abel, pada Selasa (15/3/2016), mengumumkan bahwa Wiles merupakan pemenang hadiah itu untuk 2016.
"Wiles adalah satu dari sangat sedikit ilmuwan matematika - jika bukan satu-satunya - yang masuk pemberitaan dunia karena memecahkan sebuah teorema," bunyi pernyataan resmi Komite Abel.
"Pada 1994 dia memecahkan Teorema Terakhir Fermat, yang saat itu merupakan soal paling terkenal, yang belum dipecahkan, dan merupakan yang paling lama dalam sejarah matematika," jelas komite itu lebih lanjut.
Ia akan mendapatkan medali dan uang sebesar 700.000 dolar Amerika Serikat - sekitar Rp9,1 miliar (1 dolar AS pada Rp13.055) - dalam upacara penganugerahan yang digelar di Norwegia pada Mei mendatang.
"Ini adalah sebuah kehormatan luar biasa. Persamaan Fermat sudah menjadi obsesi saya sejak muda dan memecahkannya sungguh membuat saya puas," kata Wiles menanggapi pengumuman itu, seperti dikutip CNN.
Wiles, kini 62 tahun, mengaku terobsesi dengan persamaan itu ketika masih berusia 10 tahun. Ia menemukan persamaan itu di sebuah perpustakaan lokal, di tempat tinggalnya di Cambridge, Inggris.
"Sejak saat itu, saya sudah memutuskan tak akan membiarkan soal itu begitu saja. Saya harus memecahkannya," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Presentasi Auto-Approve! 5 Trik Pakai Miniatur AI yang Bikin Bos & Klien Terkesan
-
Daftar Promo 9.9: HP iQOO Diskon hingga Rp 500 Ribu
-
Daftar Promo 9.9: Laptop dan HP Infinix Diskon hingga Rp 650 Ribu
-
Dari Layar Jadi Nyata: Cara Cetak Miniatur AI-mu Jadi Action Figure Sungguhan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Terbaik September 2025, Cocok untuk Kebutuhan Harian Ibu Rumah Tangga
-
Tecno Luncurkan Megapad Pro, Tablet Berbasis AI untuk Pelajar dan Mahasiswa
-
Cara Edit Foto HD Online yang Mudah dan Gratis
-
31 Kode Redeem FF Terbaru 8 September, Gaet Bundle Harimau dan Mobil Bunny
-
Cara Edit Foto Pakai Jas di Online, Mudah, dan Gratis, Ini Daftar Aplikasi yang Bisa Dicoba
-
14 Kode Redeem Terbaru FC Mobile 8 September, Raih Harta Karun Legenda Barcelona