Suara.com - Penggunaan mesin cetak 3D semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai pengguna dan perusahaan telah mengadopsi menggunakan teknologi ini.
Beberapa proyek besar bahkan melibatkan pencetakan 3D, seperti pembuatan sepeda motor listrik dan pil untuk obat. Terbaru, pencetakan 3D dilakukan untuk membantu proses penyelidikan atas peristiwa pembunuhan.
Menurut laporan Fusion, pihak berwenang mendekati profesor Michigan State University Anil Jain bulan lalu dengan permintaan untuk membuat replika sidik jari orang yang telah tewas dengan pencetakan 3D.
Jain, seorang profesor ilmu komputer yang terlibat dalam teknologi biometrik seperti pemindai sidik jari, tidak dapat berbagi rincian spesifik pada kasus pembunuhan yang hingga kini masih berlangsung.
Namun, intinya adalah bahwa polisi ingin mengakses smartphone dari korban pembunuhan, karena mereka percaya ada petunjuk tentang identitas pembunuh dalam perangkat. Pihak berwenang, bukannya pergi ke produsen pemindai sidik jari smartphone tetapi justru meminta bantua Jain menciptakan sidik jari-jari korban pembunuhan.
Polisi memiliki salinan sidik jari pembunuhan korban yang diambil saat ia masih hidup, karena ia pernah ditangkap sebelumnya. Pemindai sidik jari yang diteruskan ke Jain dan Sunpreet Arora, mahasiswa PhD-nya, menggunakan mesin pemindai untuk membuat replika 3D sepuluh sidik jari dari korban pembunuhan.
Ibu jari dan jari telunjuk adalah yang paling umum digunakan untuk membuat kunci sidik jari pada perangkat. Tapi pihak kepolisian mencetak sepuluh jari hanya untuk memastikan salah satunya dapat membuka smartphone.
Namun, jari hasil cetakan 3D tidak akan cukup untuk membuka smartphone, karena sifatnya capacitive dari pemindai sidik jari. Kulit jari pengguna cukup konduktif untuk menutup sirkuit listrik dari scanner sidik jari untuk membuat mereka bekerja, tetapi plastik jari 3D tidak akan mampu melakukan hal yang sama.
Untuk mengatasi ini, Arora dilapisi jari replika dengan partikel logam untuk memungkinkan pemindai sidik jari membaca sidik jari. Jari-jari replika masih menjalani pengujian, dengan Arora mengklaim bahwa mereka akan dikirim ke pihak berwenang setelah beberapa minggu pengujian.
Polisi kemudian akan menggunakannya untuk mencoba untuk membuka smartphone korban pembunuhan. Solusi untuk membuka smartphone korban pembunuhan merupakan bentuk kemajuan penyelidikan. (Tech Times)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
10 Aplikasi untuk Menghapus Objek Foto yang Mengganggu di Latar Belakang
-
Mesin Pencari Itu Gimana Sih? Panduan Simpel untuk Pemula
-
10 Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Melayang di Kegelapan yang Viral
-
4 Cara Menghapus Cache HP Android Terbaru, Bikin Lancar Anti Lemot
-
Foto Estetik Ala Photobox Tanpa Studio! Cuma Modal Prompt Gemini AI Ini
-
Bebas Lemot! POCO C85 Punya Ekspansi RAM Sampai 16GB, Bikin Performa HP Ngebut
-
Kumpulan Prompt AI Edit Foto Pakai Batik, Meriahkan Hari Batik Nasional 2025!
-
Oppo A6 5G Resmi: HP Murah Ini Usung RAM 12 GB dan Baterai 7.000 mAh
-
Fitur dan Sampel Kamera iQOO 15 Beredar, Bawa Telefoto 50 MP
-
Tokopedia dan TikTok Shop Ungkap Sinergi Dahsyat Dongkrak Penjualan Batik!