Suara.com - Jutaan pemain Pokémon Go menggunakan peta dan GPS tidak resmi dalam melakukan permainan. Perusahaan di balik Pokémon GO, Niantic, belum dapat mengatasi secara langsung untuk menghentikan kecurangan tersebut.
Baru-baru ini, CEO Niantic, John Hanke mengatakan kepada Forbes bahwa situs seperti PokéVision dan Poke Radar mungkin akan ditutup. Mereka diketahui telah melanggar persyaratan layanan permainan dari server permainan untuk melihat di mana makhluk tertentu bertelur pada peta.
Dari sebuah wawancara dengan Forbes seperti dikutip dari Tech Insider, Sabtu (30/7/2016), Hanke mengungkapkan dirinya tidak menyukai jika kehadiran Poke Radar dan berbagai aplikasi tidak resmi lainnya yang menggunakan berbagai cara 'tidak legal' dalam permainan tersbeut.
"Orang-orang meretas sekitar mencoba mengambil data yang keluar dari sistem kami dan itu melanggar persyaratan layanan kami,"tuturnya.
Niantic berencana untuk mulai 'memutus' situs seperti PokéVision. Pihak Hanke beraggapan PokéVision dan layanan lain seperti itu kemungkinan akan mengganggu jutaan orang yang menggunakannya untuk menangkap Pokemon langka dan cepat naik level dalam permainan.
Diketahui 16 juta orang mengunjungi situs PokéVision selama enam hari pertama permainan itu 'terbut secara online, salah satu pencipta situs ini, Y.L.. Bahkan dengan keberhasilan awal PokéVision, Y.L. mengatakan siap jika situs akan ditutup Niantic.
"Jika Niantic mengatakan kepada kami untuk menutup PokéVision, kami akan mematuhi. Ini adalah permainan mereka, dan kami menghormati itu," katanya.
Y.L. dan dua orang lainnya di belakang PokéVision, J.R. dan S.L., telah mejadi penggemar franchise Pokemon sejak mereka lahir di tahun 90-an. Dia mengatakan, mereka menciptakan PokéVision untuk membuat permainan lebih menyenangkan tidak bermaksud mendorong kecurangan.
"Kami di sini untuk permainan, tidak membuatnya lebih mudah," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Spesifikasi Xiaomi 17 Pro Max: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5, Layar Belakang ala Mi 11 Ultra
-
Vivo Segera Rilis Sistem Operasi OriginOS ke Luar China, Gantikan FunTouch OS
-
Realme GT 8 Pro Debut Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, Skor AnTuTu Tembus 4 Juta Lebih
-
Vivo V60 Lite Masuk Indonesia 2 Oktober, Intip Spesifikasinya
-
Komdigi Sebut Indonesia Harus Mandiri Kembangkan AI biar Tak Bergantung Teknologi Asing
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September 2025: Skuad Mesti Gahar, Pele dan Petit Menantimu
-
25 Kode Redeem FF Terbaru 28 September 2025, Klaim Diamond dan Bundle Langka Sekarang
-
4 HP dengan Kamera Stabil di Bawah Rp3 Juta: Cocok untuk Konten Harian dan Video Anti-Goyang
-
Mending Beli iPhone 13 atau iPhone 16e? Duel iPhone Murah
-
27 Prompt Gemini AI Edit Foto Pasangan Jadi Ala Studio Profesional