Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan Indonesia saat ini masih belum merdeka dalam akses internet. Sebab masih banyak daerah yang belum mendapatkan koneksi yang baik.
"Itulah makna kemerdekaan itu bagi kita, walaupun sifatnya sektoral," katanya saat memberikan sambutan usai menandatangani surat pernyataan berlaku efektif perjanjian kerja sama proyek Palapa Ring Paket Barat di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Pemerintah melakukan pembangunan proyek Palapa Ring. Pembangunan Palapa Ring akan mendukung infrastruktur bagi koneksi internet di seluruh Indonesia.
Proyek Palapa Ring ditargetkan seluruh kota di kabupaten/kota yang ada di Indonesia dapat terkoneksi melalui serat optik pada 2019. Akses internet saat ini sangat timpang. Di Jakarta koneksi internet dapat mencapai 7 Mbps. Koneksi internet di Jakarta nomor dua di Kawasan Asean setelah Singapura, dan mengungguli Kuala Lumpur (Malaysia) maupun Bangkok (Thailand).
Namun di Indonesia bagian Timur, misalnya Papua, koneksi internet hanya 300 Kbps. Sehingga secara keseluruhan Indonesia menduduki urutan ke 4 di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Sementara Vietnam, menurut menteri, terus mengejar.
Menteri mengatakan proyek Palapa Ring saat ini dibagi ke dalam tiga paket. Paket Barat, Tengah dan Timur. Paket Barat kini segera dapat direalisasikan pembangunan konstruksinya setelah Menteri Rudiantara menandatangani surat pernyataan berlaku efektif perjanjian kerja sama antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan PT Palapa Ring Barat.
PT Palapa Ring Barat sendiri telah mendapatkan pembiayaan dari Bank Mandiri sebesar Rp875 miliar untuk proyek senilai lebih dari Rp1 triliun tersebut.
Sementara Paket Tengah yang dimenangkan Konsorsium Pandawa Lima yang dinahkodai PT LEN kini dalam taraf pencarian pembiayaan. IIF telah ditunjuk untuk mencari pembiayaan terhadap Palapa Ring Paket Tengah tersebut. Sedangkan Konsorsium Moratel memenangi tender untuk pengerjaan proyek Palapa Ring Paket Timur.
Rudiantara mengatakan, Palapa Ring merupakan proyek pertama dengan skema kerja sama pemerintah-swasta. Untuk itu, hal ini akan menjadi inspirasi bagi proyek-proyek dengan skema KPS lainnya bila berhasil dengan baik. (Antara)
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
5 HP RAM 16 GB Rp2 Jutaan, Murah tapi Spek Gahar Kecepatan Super
-
Motorola Edge 70 Tersedia di Pasar Asia: Bodi Tipis 6 mm, Harga Lebih Murah
-
Mengatasi Tampilan Terlalu Besar: Panduan Mengecilkan Ukuran di Komputer
-
Deretan Karakter Game di Film Street Fighter 2026: Ada 'Blanka' Jason Momoa
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 15 Desember 2025, Klaim Dream Dive Animation Gratis
-
Spesifikasi Oppo Reno 15c: Resmi dengan Snapdragon 7 Gen 4, Harga Lebih Miring
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 Desember 2025, Klaim Desailly OVR 105 Gratis
-
8 Tablet Murah Terbaik untuk Kerja Desember 2025, Mulai Rp1 Jutaan!
-
Bye-Bye Wi-Fi! 5 Tablet RAM 8GB Terbaik Dilengkapi dengan SIM Card, Kecepatan Ngebut!
-
Baru Rilis, Game Where Winds Meet Sudah Tembus 15 Juta Pemain