Suara.com - Kabar tentang penemuan planet kembaran Bumi yang terletak bersisian dengan tata surya kita rupanya bukan isapan jempol belaka. Para ilmuwan dalam jurnal Nature edisi pekan ini mengumumkan telah menemukan Proxima b, sebuah planet mirip Bumi yang diyakini bisa mendukung kehidupan atau bahkan didiami alien.
Sebelumnya pada awal Agustus media Jerman, Del Spiegel, melaporkan bahwa para astronom Eropa diam-diam berhasil mendeteksi sebuah planet mirip Bumi di sistem bintang Alpha Centauri, yang letaknya relatif lebih dekat dengan sistem tata surya kita.
Dalam jurnal yang terbit Rabu (24/8/2016), para ilmuwan menjelaskan bahwa Proxima b berjarak 4,2 tahun cahaya atau sekitar 40 triliun kilometer dari Bumi. Ia adalah kembaran Bumi paling dekat yang pernah diketahui para ilmuwan.
"Sistem tata surya ini jauh lebih dekat ketimbang sistem lain yang kita tahu, sehingga lebih mudah untuk menelitinya lebih rinci," kata Ansgar Reiners dari Universitas Gottingen, Jerman dalam jumpa pers.
Ada Air yang Mengalir
Proxima b, yang mengorbiti sebuah bintang kerdil redup bernama Proxima Centauri, pertama kali ditemukan pada 2013. Tim yang terdiri dari 31 ilmuwan kemudian mengamati planet itu menggunakan perangkat teleskop di European Southern Observatory di Chile.
Mereka secara khusus memperhatikan perubahan warna cahaya yang dipancarkan oleh Proxima Centauri, salah satu bintang dalam sistem Alpha Centauri.
Perubahan warna cahaya ini disebabkan oleh gaya tarik menarik antara Proxima b dengan Proxima Centauri. Hasil analisis atas perubahan cahaya itu menunjukkan bahwa Proxima b hanya butuh waktu 11 hari untuk mengelilingi mataharinya - bandingkan dengan Bumi yang butuh 365 hari.
Dengan kata lain satu tahun di Proxima b lamanya hanya 11 hari. Ini juga berarti jarak Proxima b dengan Proxima Centauri, lebih dekat ketimbang jarak antara Bumi dengan Matahari. Jarak Proxima b ke Proxima Centauri diperkirakan hanya 7,08 juta km.
Akan tetapi, ukuran Proxima Centauri sangat kecil dan jauh lebih redup ketimbang Matahari kita. Dengan demikian, para ilmuwan yakin ada air yang mengalir di permukaan Proxima b - bukan hanya dalam bentuk uap atau es.
"Kemungkinan besar planet itu bisa didiami, seperti Bumi saat ini," kata Pedro Amado, astronom dari Instituto de Astrofisica de Andalucia, di Granada, Spanyol.
Tetapi para ilmuwan belum sepenuhnya yakin apakah bintang kerdil seperti Proxima Centauri mampu mendukung kehidupan. Planet yang berada terlalu dekat dengan bintang induknya akan terpapar energi radiasi 100 kali lebih besar ketimbang yang diterima Bumi dari Matahari.
Meski demikian perlu ditegaskan bahwa para ilmuwan sendiri belum bisa memastikan dan masih berdepat tentang efek negatif dari energi radiasi tersebut terhadap kehidupan.
Bumi sendiri dibentengi oleh bidang magnetik dan atsmosfer dari energi radiasi Matahari. Para ilmuwan belum mengetahui apakah Proxima b juga memiliki dua tameng tadi.
Dekat, Tapi Belum Terjangkau
Sebelum Proxima b, planet mirip Bumi terdekat yang pernah ditemukan para ilmuwan adalah Wolf 1061. Ia berjarak 14 tahun cahaya dari Bumi.
Pada 2015 lalu para ilmuwan juga menemukan Kepler 425b yang juga mirip Bumi dan diyakini bisa menyokong kehidupan. Hanya saja jaraknya 1.400 tahun cahaya dari Bumi.
Dengan teknologi roket antariksa yang dimilik manusia saat ini, jangankan Wolf 1061 atau Kepler 425b, Proxima b juga belum bisa dicapai dalam waktu dekat.
Para peneliti juga menduga bahwa Proxima b tidak mengorbiti Proxima Centauri sendirian.
"Kami curiga, ada sinyal lain di sekitar bintang itu," kata Reiners.
Karenanya para ilmuwan akan menggelar penelitian lanjutan untuk mengetahui keberadaan planet lain yang menemani Proxima b. Para astronom juga akan terus mempelajari planet itu untuk mencari keberadaan atmosfer dan zat-zat kimia pemicu kehidupan seperti metana di Proxima b.
Penemuan ini juga akan mendorong realisasi proyek pengembangan sebuah miniatur pesawat antariksa bertenaga laser yang mampu mencapai Alpha Centauri dalam 20 tahun. Proyek ini digagas oleh konglomerat Rusia, Yuri Milner pada April lalu.
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
-
Viral Gerakan 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny': Tuai Pro dan Kontra
-
Spesifikasi Poco M7 yang Masuk Indonesia 10 Oktober, Punya Baterai 7.000 mAh
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
-
DJI Mini 5 Pro, Kamera Osmo Nano, dan Mic 3 Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober: Klaim Katana Dual Flame dan Grizzly Bundle
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Stabilizer Mulai Rp 1 Jutaan
-
Helldivers 2 Makan Banyak Ruang di PC Dibanding Konsol, Ini Penyebabnya
-
Luas Es Laut Antartika Catat Titik Terendah Ketiga dalam 47 Tahun
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan