Suara.com - Google hampir mencapai kesepakatan dengan pemerintah Indonesia untuk membayar tunggakan pajak. Dalam kesepakatan yang diharapkan tercapai beberapa pekan ke depan itu, Indonesia meringankan tunggakan pajak Google menjadi 73 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp998,05 miliar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Pajak Jakarta Khusus, Muhammad Haniv, dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Rabu (23/11/2016).
"Anggap ini amnesti pajak bagi Google," tukas dia.
Seperti diketahui, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sejak beberapa waktu lalu merilis kebijakan amnesti pajak untuk mengejar pajak yang dikemplang oleh pengusaha-pengusaha di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur.
Lebih lanjut, perwakilan Google Asia Pasifik telah beberapa kali bolak-balik dari kantor pusat mereka di Singapura ke Jakarta untuk berunding dengan regulator, kata seorang sumber yang mengetahui kasus ini.
Google juga meminta bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, namun ditolak.
Angka di dalam kesepakatan yang nyaris dicapai Google dengan Indonesia sendiri jauh di bawah tunggakan pajak sebenarnya. Pada September, Haniv, kepada Reuters, mengatakan bahwa Google diperkirakan menunggak sekitar 400 juta dollar AS (Rp5,4 triliun) dari pendapatan iklan digital di Indonesia pada 2015.
Pada tahun lalu, perusahaan yang berkantor pusat di Mountain View, California ini diduga hanya membayar 0,1 persen dari total pendapatan dan pajak pertambahan nilai yang semestinya dibayarkan, dengan sebagian besar pemasukan mengalir ke kantor Google Asia Pasifik di Singapura.
Berbagai negara di dunia tengah berusaha mendesak Google membayar pajak yang dikemplang selama bertahun-tahun, di antaranya di Thailand, Australia, dan Inggris.
Analis menilai keberhasilan Indonesia akan membuat negara-negara lain lebih agresif lagi mengejar pajak Google yang tertunggak.
"Saya pikir negara-negara lain dengan populasi signifikan pasti akan berjuang mengejar pajak dari Google," tandas Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis, Yustinus Prastowo kepada Reuters.
Juru Bicara Google menolak mengomentari kabar ini.
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
Terkini
-
15 Prompt Gemini AI Edit Foto Wanita Berhijab yang Aesthetic
-
Siap Diakusisi Investor Saudi, Ini Daftar Hak Cipta dan Jaringan Electronic Arts
-
Pertamina Trending di X: Netizen Soroti Omongan Purbaya, Kebakaran dan Etanol
-
Servis Laptop Axioo Bisa di Indomaret, Gratis Drop Off!
-
Cara Agar Foto Profil WhatsApp Tak Bisa Lagi di-Screenshot Orang
-
Aplikasi Ini Kasih Cashback Gede di Shopee dan TikTok Shop
-
51 Kode Redeem FF Hari Ini 3 Oktober 2025, Bonus M4A1 hingga Vector Batik Gratis
-
iQOO 15: Akhirnya! Pengisian Nirkabel dan Fitur 'Dewa' Lainnya Terungkap!
-
22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober 2025, Banjir 2.000 Gems dan Pemain Icon Hernandez
-
Microsoft Umumkan Forza Horizon 6, Berlatar di Jepang