Suara.com - Paham bahwa radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi radio dapat menyebabkan kemandulan pada lelaki, baik sementara atau permanen, sudah beredar sejak lama.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Hermann Muller, seorang ahli genetika yang memenangkan Hadiah Nobel, untuk menunjukkan bahwa x-ray bisa menyebabkan kemandulan dan mutasi genetik. Kemudian untuk mengevaluasi efek dari gelombang radio dalam restang waktu yang sama model eksperimen yang ia gunakan menunjukkan bahwa x-ray dapat mengganggu reproduksi.
Muller tidak dapat menemukan dosis gelombang radio yang dihasilkan sehingga menimbulkan kemandulan atau mutasi genetik, dan menyimpulkan bahwa gelombang radio tidak menyajikan ancaman yang sama untuk kesuburan seperti yang dilakukan pada x-ray.
Berbeda dengan gelombang radio. Gelombang X-ray dan gelombang radio berbeda dalam satu faktor kunci, yakni memiliki panjang gelombang yang sangat berbeda.
Semua radiasi elektromagnetik melalui ruang sebagai gelombang tak terlihat adanya energi. Dan itu adalah panjang gelombang tertentu dari radiasi yang menentukan dampaknya, baik fisik dan biologis.
Panjang gelombang yang lebih pendek membawa sejumlah energi yang lebih tinggi daripada panjang gelombang yang lebih panjang.
X-ray dapat merusak sel dan jaringan justru karena panjang gelombangnya sangat pendek dan dengan demikian sangat energik serta sangat berbahaya bagi sel.
Sedangkan gelombang radio sebaliknya. Membawa sedikit energi karena panjang gelombangnya sangat panjang sehingga terlalu rendah untuk merusak sel.
Dan itu perbedaan besar antara panjang gelombang x-ray dan gelombang radio bahwa teori infertilitas gagal untuk mengenali.
Baca Juga: Pembunuhan Sadis di Pulomas, Pengacara: Ada yang Tidak Beres
X-ray dan gelombang energi tinggi lainnya, menghasilkan sterilitas dengan membunuh sel-sel testis yang membunuh sperma. Dan dosis x-ray harus sangat tinggi untuk membunuh sel-sel yang cukup untuk menghasilkan sterilitas.
Namun, bahkan ketika dosis tinggi, efek sterilitas biasanya bersifat sementara karena spermatogonium yang masih hidup dapat menelurkan pengganti rekan mereka yang mati, dan jumlah sperma biasanya kembali ke tingkat normal dalam beberapa bulan.
Jadi, dosis x-ray tinggi sangat energik diperlukan untuk membunuh sel-sel yang cukup untuk menghasilkan sterilitas. [Daily Mail]
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
Terkini
-
30 Kode Redeem FF Siang Ini: Serbu Hadiah Winterlands, Klaim Bundle Yeti dan MP40 Cobra Gratis
-
GoTo Bikin Terobosan: Driver Juara Gojek Kini Dapat BPJS Gratis
-
7 Cara Jual Mobil Bekas Banjir Agar Tetap Laku, Jangan Terburu-Buru dan Jujur
-
Honor Hadirkan Fitur Baru: Notifikasi iPhone Kini Bisa Masuk ke Perangkat MagicOS 10
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
57 Kode Redeem FF Terbaru 13 Desember: Klaim Evo Gun, Diamond, dan Bundle Yeti Gratis
-
Clair Obscur: Expedition 33 Rayakan Gelar GOTY dengan Update Gratis dan Diskon Game
-
5 Tablet Murah Spek Kencang yang Worth It Dipakai Kerja di Tahun 2026
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
55 Kode Redeem FF 12 Desember 2025: Klaim Skin Salju Gratis dan Bundle Yeti