Suara.com - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Senin petang waktu AS (16/4/2018) akan meluncurkan sebuah satelit yang bertugas untuk mencari planet-planet baru di luar tata surya kita yang diduga memiliki kehidupan atau didiami alien.
Seperti diwartakan Reuters, wahana bernama Transit Exoplanet Survey Satellite (TESS) itu akan diterbangkan dari Pangkalan Udara Cape Canaveral Air Force Station, Florida sekitar pukul 6.32 petang.
Satelit itu akan dibopong ke luar angkasa oleh Falcon 9, sebuah roket milik perusahaan antariksa SpaceX.
TESS dirancang untuk meneruskan pekerjaan pendahulunya, teleskop antariksa Kepler yang legendaris. Kepler, yang telah menemukan sekitar 3.700 eksoplanet (planet di luar tata surya kita) selama 20 tahun beroperasi, akan segera kehabisan bahan bakar.
NASA berharap TESS akan bisa menemukan ribuan planet baru dan ratusan planet yang memiliki ukuran mirip Bumi, atau yang berukuran tak lebih dari dua kali Bumi.
Planet-planet dengan ukuran mirip Bumi itu diyakini juga memiliki permukaan batuan dan memiliki lautan. Dengan karakter-karakter seperti itu, planet-planet tersebut diduga kuat memiliki kehidupan.
Para astronom berharap TESS akan menemukan sekitar 100 atau lebih eksoplanet mirip Bumi untuk dipelajari lebih lanjut di Bumi.
TESS sendiri ukurannya tak lebih besar dari sebuah kulkas, yang memiliki dua bilah panel surya. Ia dibekali empat kamera khusus. TESS membutuhkan 60 hari sebelum tiba di lintasan orbitnya. Ia akan mengelilingi Bumi setiap dua setengah minggu sekali.
Sama seperti Kepler, TESS akan menggunakan metode "transit photometry" untuk menemukan planet baru. Dalam metode ini, TESS akan melacak pola kedipan-kedipan cahaya dari bintang-bintang di alam semesta. Cahaya bintang-bintang itu terlihat berkedip ketika dilewati oleh planet-planet di sekitarnya.
Tetapi berbeda dari Kepler, TESS hanya akan fokus pada 200.000 bintang yang telah dipilih oleh para ilmuwan sebelumnya. Bintang-bintang itu jaraknya relatif dekat dari Bumi dan karenanya cahanya lebih cemerlang.
TESS akan berkonsentrasi pada apa yang disebut red dwarfs atau bintang-bintang merah kerdil, yang ukurannya lebih kecil dan lebih dingin ketimbang bintang di tata surya kita, Matahari. Bintang merah kerdil juga lebih cenderung menginduki planet-planet mirip Bumi.
Berita Terkait
-
Tak Semua Bisa Disentuh, Zona Khusus di Mars Dijaga Demi Lindungi Potensi Kehidupan
-
Sinopsis Disclosure Day: Film Alien Terbaru Steven Spielberg Siap Guncang Bioskop 2026
-
Transformasi Digital BRI Didukung Infrastruktur Satelit BRIsat
-
Nasib Terbaru Proyek Satelit Satria-2, Resmi Masuk PSN!
-
BAKTI Komdigi Akui Ada 2.121 Desa di Indonesia Belum Kebagian Internet
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari
-
6 HP Snapdragon 256 GB Termurah Mulai Rp2 Jutaan, Cocok untuk Gaming Ringan
-
5 Rekomendasi Tablet dengan SIM Card untuk Hadiah Natal Anak
-
5 HP Snapdragon RAM 8 GB untuk Multitasking Lancar Harga Rp2 Jutaan
-
5 HP RAM 12 GB di Bawah 2 Juta Terbaik 2025; Waspada Harga Naik, RAM Langka
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 21 Desember 2025, Ada Skin Winterland dan Diamond Gratis dari ShopeePay