Suara.com - Munculnya mesin-mesin menimbulkan risiko lebih besar bagi masa depan spesies kita daripada terorisme atau perubahan iklim. Itu adalah peringatan dari Profesor Jim Al-Khalili, presiden yang masuk dari British Science Association, yang takut masyarakat akan berbalik melawan kecerdasan buatan.
Berbicara di sebuah briefing di London sebelum British Science Festival di Hull, Al-Khalili mengaku, beberapa tahun silam, saat ditanya apa yang menjadi pembicaraan paling mendesak dan penting yang harus dihadapi tentang masa depan. Jawabannya adalah perubahan iklim atau terorisme, resistensi antimikroba, ancaman pandemi atau kemiskinan dunia. Namun, kini semua itu berubah.
“Hari ini saya yakin, pembicaraan paling penting yang harus kita hadapi adalah tentang masa depan AI. Itu akan mendominasi apa yang terjadi dengan semua masalah lain ini menjadi lebih baik atau lebih buruk," ujarnya.
Para fisikawan juga memperingatkan bahwa potensi AI penuh mungkin tidak terwujud tanpa transparansi dan keterlibatan publik yang lebih besar. Dengan tidak adanya aksi bersama oleh para akademisi, Pemerintah dan industri, teknologi yang maju dengan cepat dapat berakhir dengan tidak terkontrol dan tidak diatur di tangan beberapa perusahaan yang sangat kuat.
Prof Al-Khalili berbicara tentang mimpi dan bahaya AI. Dia menunjukkan bahwa Inggris berada di garis depan teknologi, yang diperkirakan berkontribusi hingga 15 triliun dolar AS (Rp 223.197 triliun) ke ekonomi global pada 2030. Tapi ada risiko AI akan sama seperti GM (modifikasi genetik) dan dilihat sebagai menakutkan dan menakutkan oleh anggota masyarakat dan "piala racun" oleh politisi.
Profesor Al-Khalili menngingatkan bahwa ada bahaya nyata dari reaksi publik terhadap AI yang berpotensi serupa dengan yang kami miliki dengan GM pada masa awal milenium.
"Jika publik menjadi tidak terlibat, para pemimpin kita akan melihatnya sebagai prioritas yang kurang. Peraturan harus ada dan mungkin sudah terlambat. Setidaknya ini akan mengakibatkan teknologi tidak digunakan untuk potensi penuh di sektor publik, berpotensi menyebabkan peningkatan ketidaksetaraan di masyarakat," bebernya.
Dia ingin melihat AI termasuk dalam kurikulum sekolah dan fokus program pendidikan publik yang memusnahkan mitos. Sementara AI sering dilihat sebagai fiksi ilmiah, itu sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
"AI akan mengubah hidup kita dalam beberapa dekade mendatang bahkan lebih dari internet selama beberapa dekade terakhir. Mari kita pastikan kita siap untuk itu," tukas Prof Al-Khalili. [Metro]
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Kalahkan 15 Dokter dalam Diagnosis Tumor
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Dikonfirmasi, Tablet Oppo Pad 5 Siap Rilis Global pada 16 Oktober
-
Skor AnTuTu Snapdragon 8 Elite Gen 5 Terungkap, Tembus 4 Juta Poin
-
Film Pangku Dapat Penghargaan, Meme Fedi Nuril Pakai Eyeliner tapi Menang Beredar
-
58 Kode Redeem FF Terupdate 27 September: Klaim Diamond, Bundle, dan Skin Cobra
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terupdate September: Raih Pemain 109-113 dan 30.000 Gems
-
8 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis, Cuma Main HP sambil Rebahan Bisa Dapat Uang
-
Bocoran Video Ungkap Kamera 200MP di vivo V60e!
-
Xiaomi 17 Varian 1 TB Hadir pada Oktober, Harga Dibanderol Miring
-
Pelaku Industri ICT dan Digital Kompak Dukung Percepatan Digitalisasi Nasional Indonesia
-
Sony RX1R III Meluncur, Kamera Kompak Full-Frame 61MP Berteknologi AI dan Lensa ZEISS Sonnar