Suara.com - Polisi telah meringkus empat terduga pelaku penyebaran berita bohong alias hoax soal gempa yang akan terjadi di sejumlah kawasan di Indonesia, menyusul musibah gempa dan tsunami yang mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyampaikan, berita hoax terkait gempa di beberapa daerah itu sudah dibantah Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB).
"Memposting seolah-olah mungkin terjadi gempa di Pulau Jawa. Ini sudah dibantah oleh BNPB. Karena tidak ada satu ahli yang bisa memprediksi gempa," kata Setyo di Polda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).
Setyo menyampaikan, ada 14 akun di media sosial yang telah ditindak setelah marak beredar hoax gempa di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat. Tersangka berinisial EW menyebarkan berita hoax jika status Lombok Timur masih berstatus wasdapa gempa.
"Pertama, jadi ada 14 akun diamankan, di antaranya yang diamankan adalah EW dari Lombok Timur, NTB. Ini memposting NTB masih waspada, bencana pulau Sumbawa. Ini berita yang menakutkan masyarakat," kata dia.
Menurutnya, dari 14 pemilik akun ini turut menyebarkan berita hoax di media sosial jika kawasan Jakarta, Sidoarjo, dan Manado juga akan mengalami gempa.
Adapun penyebar hoax gempa di Manado yakni berinisial BK. Sedangkanz UUF yang menjadi penyebar hoax gempa di Pulau Jawa ditangkap di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Empat orang itu terkait dengan hoax yang di Lombok kemudian hoax yang di Jakarta juga. Sudah empat orang kita amankan untuk tindak lanjuti," kata dia.
Terkait kasus penyebaran hoax gempa ini, polisi juga telah meringkus tersangka JA yang menyebarkan hoax untuk mendiskreditkan foto korban gempa dan tsunami di Palu. JA menyebutkan jika foto mayat perempuan itu terkena azab karena meminta gempa sebelum wilayah Sulteng diguncang bencana alam.
"JA ditangkap di Batam. Ini hoax tentang mayat yang minta gempa kemarin," terang Setyo.
Dalam kasus ini, para tersangka telah mendekam di penjara karena dianggap melanggar Undang Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Berita Terkait
-
Erik Ten Hag ke Anfield Bikin Suporter Liverpool Panik, Padahal Faktanya Begini
-
Kenaikan Gaji PNS 2025: Hoax atau Fakta?
-
Kareena Kapoor Dikabarkan Meninggal Dunia, Ini Fakta Sesungguhnya
-
Jadi Korban Fitnah, Dewa Gede Adiputra Ambil Langkah Hukum
-
Video Viral Kerusuhan di DPRD Kabupaten Bogor: Ini Fakta Sebenarnya
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Menutup 2025, Apple Pensiunkan 25 Produk Sekaligus: Era Lama Resmi Berakhir
-
5 Laptop Murah Terbaik 2025 untuk Mahasiswa yang Bisa Multitasking, Awet Dipakai Sampai Wisuda
-
Bocoran Render Tecno Pova Curve 2 5G Muncul, Baterai 8.000mAh Siap Guncang Pasar Mid-Range
-
5 HP dengan Stylus Pen Paling Murah, Spek Mewah untuk Multitasking
-
Waspada! Di Balik Keindahan Pandora, 'Avatar 3' Jadi Umpan Empuk Penjahat Siber
-
Akhirnya Bisa Ganti Alamat Gmail! Google Uji Fitur yang Sudah Lama Dinanti Pengguna
-
29 Kode Redeem FF 27 Desember 2025: Bocoran SG2 Meteor dan Toko Prime Januari
-
20 Kode Redeem FC Mobile 27 Desember 2025: Bocoran TOTY Tanpa Galeri dan Ikon Gratis
-
Sempat Dikabarkan Gagal, iPhone Air 2 Kini Dipastikan Meluncur 2026
-
Usai Debut di China, Xiaomi 17 Ultra Diprediksi Bakal Masuk ke Indonesia