Suara.com - Sebuah organisasi pendidikan di India baru-baru ini memicu kontroversi dengan mengajarkan mahasiswanya mengenai penemuan modern seperti aeronautika, baterai, serta penemuan tentang gravitasi berasal dari India selama Zaman Veda, ribuan tahun yang lalu.
Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (HRD) memutuskan untuk memasukkannya ke kurikulum fakultas teknik yang berbentuk dalam sebuah buku berjudul Bharatiya Vidya Saar. Buku kontroversional ini diperkenalkan sebagai bagian dari mata kuliah kredit opsional di universitas teknik dan universitas yang berafiliasi dengan All India Council for Technical Education (AICTE).
Dalam salah satu bab buku tersebut yang berjudul "Mitos vs Realitas", bagian "Mitos" tertulis bahwa aeronautika dikembangkan oleh Wright bersaudara pada tahun 1903. Sementara itu di bagian "Realitas" ditulis bahwa pada Zaman Veda, Maharshi Bhardwaj menulis sebuah epik yang disebut Yantra Sarvasva dan aeronautika adalah bagian dari epik tersebut. Ini 5.000 tahun sebelum penemuan Wright bersaudara mengenai pesawat.
Penemuan listrik dan baterai juga dikaitkan dengan ilmuwan India kuno. Dalam buku tersebut dituliskan bahwa Maharishi Agastya di Agastya Sanhita berbicara tentang listrik dan baterai jauh sebelum ilmuwan Frederik Daniel dan Benjamin Franklin.
Bahkan, teori gravitasi yang dikemukakan oleh Isaac Newton dikoreksi di dalam buku tersebut. Dituliskan bahwa teori gravitasi yang ditemukan oleh Newton adalah sebuah mitors, kebenarannya adalah ribuan tahun sebelum Newton, sejumlah epik menulis tentang gravitasi dan dapat ditemukan bukti di Rig Veda.
"Tujuannya adalah untuk membuat siswa menyadari pengetahuan ilmiah kuno, untuk itulah mengapa kurikulum ini telah dikembangkan. Selama berabad-abad, kita telah belajar bagaimana orang Inggris menemukan benda-benda karena mereka memerintah kita selama ratusan tahun dan ingin kita belajar apa yang mereka rasakan. Sekarang saatnya untuk mengubah hal-hal itu dan kami berharap dapat melakukannya dengan mata kuliah ini," jelas seorang profesor yang namanya tidak ketahui, seperti dikutip dari Oddity Central.
Sementara itu, menteri pendidikan Rajasthan Vasudev Devnani juga dikenal memperebutkan fakta-fakta ilmiah yang telah diterima secara umum. Ia mengklaim bahwa hukum gravitasi dirumuskan oleh astronom India Bragmagupta II setidaknya 1.000 tahun sebelum Newton.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
Terkini
-
3 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan dengan Skor AnTuTu Tertinggi 2025
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Potrait Hitam Putih Elegan untuk Profil Linkedin
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
-
Tutorial Hapus Riwayat Tontonan di TikTok yang Lagi Viral, Tinggal Sat Set
-
14 Kode Redeem FC Mobile 21 September: Banjir Hadiah, dari Veron 110 Sampai Jutaan Koin Gratis
-
32 Kode Redeem FF 21 September 2025: AK47 Paradox dan Skin Monster Langka Menantimu
-
Spesifikasi iPhone 11: Intip Harga Terbarunya, Benarkah Layar Mudah Rusak?
-
Daftar Harga HP Huawei Terbaru September 2025, Mulai Rp3 Jutaan
-
10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
-
15 Kode Redeem FF Terbaru 21 September 2025: Hadiah AK47 Paradox Siap Klaim