Suara.com - Antariksa merupakan suatu tempat atau mungkin lebih tepatnya suatu "kekosongan" yang terhampar di antara asteroid, planet, dan benda-benda kosmis lainnya. Namun, sebenarnya mulai dari ketinggian berapakah suatu wilayah bisa disebut sebagai antariksa? Apakah antariksa memiliki batasan?
Dilansir dari Popular Science, definisi "batasan antariksa" yang paling banyak diterima adalah 100 km di atas permukaan Bumi. Ketinggian itu dikenal sebagai Garis Kármán. Garis Kármán merupakan batas ketinggian di mulainya antariksa yang dicetuskan oleh seorang fisikawan Hungaria, Theodore von Kármán.
Penetapan Garis Kármán juga didukung oleh seorang peneliti NASA, Paul Newman yang menambahkan bahwa di atas ketinggian lebih dari 100 km dari permukaan Bumi, unsur-unsur gas seperti nitrogen dan oksigen mengalami pemisahan molekul sehingga menandakan ruang yang hampa udara. NASA kemudian menyebut fenomena pemisahan molekul ini sebagai "homopause".
Akan tetapi, pembatasan berdasarkan Garis Kármán rupanya tidak cukup untuk menjadi jawaban mutlak dalam menentukan batas antariksa karena terdapat anggapan umum yang menyatakan bahwa batas akhir atmosfer adalah titik mulai dari antariksa.
Atmosfer sendiri terdiri dari lima lapisan, yaitu: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer.
Umumnya, para ilmuwan memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai batas atmosfer. Ketebalan rata-rata dari total atmosfer Bumi mencapai ketinggian sekitar 480 km di atas permukaan Bumi, di mana oksigen menjadi sangat tipis jika melebihi dari batas ketinggian ini.
Namun, eksosfer memiliki ketinggian hingga sekitar 10.000 km di atas permukaan laut. Dari sini bisa diketahui adanya selisih yang sangat jauh antara batas ketinggian seperti ditetapkan dalam Garis Kármán dengan batas akhir atmosfer Bumi.
Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan fungsional, yang menekankan pada sifat dan fungsi dari program keantariksaan. Contohnya adalah dengan adanya istilah "sub-orbital spaceflight" dan "low-Earth orbit spaceflight", di mana wahana-wahana antariksa yang termasuk dalam dua kategori itu, seperti ISS dan Soyuz 18-a, dianggap sebagai wahana antariksa meskipun ketinggian terbangnya tidak melewati batas maksimal atmosfer.
Hal ini kemudian menjadi solusi dari berbagai permasalahan yang terkait dengan pembatasan antariksa. Negara-negara di dunia memiliki pegangan yang berbeda akan batas antariksa, sebagian menggunakan batas akhir atmosfer dan sebagian lagi mengandalkan Garis Kármán.
Baca Juga: Sindiran Cak Lontong ke Politikus Demokrat Viral di Media Sosial
Namun ada pula yang tidak mementingkan batas antariksa seperti Amerika Serikat. Meskipun begitu, hingga saat ini penetapan batas antariksa masih menjadi perdebatan di forum internasional dikarenakan belum adanya jawaban yang mutlak.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya