Suara.com - Beberapa pejabat negara yang mengelola dana publik dengan kepemilikan di Facebook (Investor) ingin melihat CEO Mark Zuckerberg keluar sebagai ketua di posisinya sebagai pemimpin perusahaan.
Pada hari Rabu (17/10/2018) setempat, bendahara negara Rhode Island, Illinois dan Pennsylvania, serta pengawas keuangan Kota New York, menandatangani petisi dari proposal pemegang saham yang meminta dewan direksi Facebook untuk menggeser posisi ketua dewan. Proposal ini awalnya diajukan pada bulan Juni lalu oleh investor Trillium Asset Management.
Sayang, Facebook menolak berkomentar.
Proposal kebanyakan bersifat simbolis. Pasalnya, Zuckerberg memiliki hampir 60 persen kekuatan voting di antara para pemegang saham berkat massanya dari saham-saham supervoting. Posisi itu bernilai daya voting 10 kali lebih banyak dari pangsa normal.
Namun, gerakan hari Rabu itu justru memberi cahaya pada keraguan baru-baru ini tentang kepemimpinan Facebook. Panggilan untuk memasang seseorang selain Zuckerberg sebagai ketua, yang mendirikan jejaring sosial di kamar asrama Harvard pada 2004, menunjukkan bahwa beberapa pendukung Facebook yang kuat akan menyukai arahan baru di perusahaan, terutama setelah banyak krisis.
Co-filing ini muncul setelah Facebook mengungkapkan pada bulan September lalu bahwa peretas mencuri info pribadi dari 29 juta orang. Proposal dan co-filing juga menyoroti "kesalahan penanganan" Facebook dari insiden terbaru lainnya.
Sementara itu, urusan perusahaan juga masih belum pulih dari campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS, serta skandal Analytica Cambridge, di mana konsultasi yang berbasis di Inggris memanen informasi dari 87 juta pengguna Facebook tanpa izin mereka.
"Struktur pemerintahan Facebook terus menempatkan investornya dalam risiko," kata Bendahara Negara Illinois Michael Frerichs dalam rilisnya.
"Sekarang saatnya untuk berubah. Kita perlu melihat lebih banyak akuntabilitas Mark Zuckerberg kepada dewan direksi untuk mengembalikan kepercayaan investor dan melindungi nilai pemegang saham," ujarnya.
Baca Juga: Mirip WhatsApp, Facebook Messenger Bisa Batalkan Pesan
Proposal serupa untuk menunjuk kursi independen diajukan tahun lalu tetapi tidak lulus. Proposal baru dijadwalkan untuk voting pada pertemuan pemegang saham tahunan Facebook pada Mei 2019. [Cnet]
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
4 Rekomendasi Smartwatch Advan Rp 100 Ribuan, Sudah Tahan Air dan Ada Fitur Ibadah
-
20 Kode Redeem FC Mobile Siang Ini: Banjir Hadiah Akhir Tahun, Klaim Paket Glorious Eras Grati
-
Telkomsel Gandeng Duta Modjo Hadirkan Program Nonton Pasti SIMPATI: Solusi Streaming Anti-Boncos
-
Samsung Galaxy Z TriFold Seharga Rp40 Juta Ludes dalam Hitungan Menit
-
30 Kode Redeem FF Siang Ini: Serbu Hadiah Winterlands, Klaim Bundle Yeti dan MP40 Cobra Gratis
-
GoTo Bikin Terobosan: Driver Juara Gojek Kini Dapat BPJS Gratis
-
7 Cara Jual Mobil Bekas Banjir Agar Tetap Laku, Jangan Terburu-Buru dan Jujur
-
Honor Hadirkan Fitur Baru: Notifikasi iPhone Kini Bisa Masuk ke Perangkat MagicOS 10
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
57 Kode Redeem FF Terbaru 13 Desember: Klaim Evo Gun, Diamond, dan Bundle Yeti Gratis