Suara.com - Baru-baru ini, Gunung Agung yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Bali, beberapa kali mengejutkan warga sekitar dengan terjadinya erupsi. Namun, peneliti NASA menemukan bahwa letusan Gunung Agung rupanya mampu selamatkan Bumi dari perubahan iklim.
Hasil rekaman Pos Pemantauan Gunung Api Agung pada 10 Januari lalu di Desa Rendang, mencatat amplitudo letusan tersebut mencapai hingga 22 mm dengan durasi sekitar empat menit. Letusan itu tentu membuat banyak orang, khususnya penduduk Bali menjadi was-was. Namun, rupanya NASA memiliki pendapat lain.
Dilansir dari Express, dalam penelitian mengenai peristiwa alam ini, para peneliti NASA menemukan bahwa bahan kimia yang dilepaskan ke atmosfer mampu digunakan untuk melawan perubahan iklim yang terjadi.
Meskipun tidak jauh berbeda dengan beberapa gunung api lainnya, namun letusan yang dihasilkan Gunung Agung memiliki keunikan tersendiri, sehingga membuat para peneliti tertarik meneliti lebih jauh.
Pada dasarnya, saat gunung api mengalami letusan yang besar, akan terjadi musim dingin vulkanik yang membuat perubahan iklim secara drastis. Misalnya, pada tahun 1815 ketika Gunung Tambora meletus, terjadi musim dingin sepanjang tahun. Wilayah Albany hingga New York dikabarkan mengalami musim salju selama setahun hingga kelaparan terjadi di banyak tempat karena kerusakan tanaman pangan.
Hal ini yang menjadi patokan para peneliti dan percaya jika letusan Gunung Agung mampu mempengaruhi iklim layaknya Gunung Tambora.
Faktor lain yang membuat para peneliti tertarik dengan Gunung Agung adalah letusan Gunung Pinatubo di Filipina. Letusan gunung ini disebut-sebut sebagai letusan terbesar pada abad ke-10.
Saat meletus, Gunung Pinatubo memuntahkan satu mil kubik batu dan abu ke udara beserta 20 juta ton gas belerang dioksida ke atmosfer. Letusan Gunung Pinatubo ini sukses mengeluarkan sejumlah besar gas yang menyebar ke seluruh dunia yang berimbas pada terjadinya reaksi kimia.
Gas yang bercampur uap air tersebut menghasilkan tetesan air dingin yang disebut sebagai aerosol. Aerosol kemudian memantulkan sinar Matahari yang menjauhi Bumi dan membuat suhu Bumi turun selama beberapa tahun.
Baca Juga: Tiga Rahasia NASA Ini Bocor ke Publik
Karakter Gunung Agung serupa dengan Gunung Pinatubo ini yang membuat para peneliti NASA menggunakannya untuk menjadi bahan penelitian dan percobaan. Untuk melancarkan penelitiannya, para peneliti berencana untuk menerbangkan balon berisi perangkat teknologi untuk mengukur dampak letusan tersebut ke atmosfer Bumi.
Jika letusan Gunung Agung serupa dengan letusan pada tahun 1963, maka dapat dipastikan jika gunung ini mampu memompa belerang dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer.
Sayangnya, saat fenomena ini terjadi, lapisan ozon Bumi akan rusak sebelum kemudian menciptakan efek pendinginan pada Bumi. Walaupun letusan Gunung Agung sangat memungkinkan untuk selamatkan Bumi dari perubahan iklim, namun mengenai kapan letusan besar ini akan terjadi masih belum diketahui.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Update Aplikasi Keamanan HyperOS Resmi Dirilis, Ini Daftar Peningkatannya
-
5 Pilihan HP Snapdragon 870 Termurah di Bawah Rp2 Jutaan, Anti-Lag Setara Ponsel Flagship
-
10 Rekomendasi HP Tangguh untuk Driver Ojol: RAM Besar, Harga 1 Jutaan
-
Bukan Cuma Reno 15, Oppo Bocorkan "Si Bungsu" Reno 15c yang Fokus Desain Trendi, Kapan Rilis?
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 18 November 2025: Dapatkan Skin, Bundle, Diamond, dan Emote Gratis!
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 November 2025, Klaim Hadiah Gratis Sekarang!
-
Indonesia AI Day: Indosat Percepat Lahirnya Talenta AI dari Perguruan Tinggi
-
BCA Rilis Aplikasi myBCA versi Smartwatch, Bisa Apa Saja?
-
Harga Spotify Premium di Indonesia Makin Mahal Gegara AI, Cek Daftar Harga Barunya
-
15 Kode Redeem FC Mobile 17 November: Dapatkan Ribuan Gems dan Anniversary Pack