Suara.com - China semakin terpacu untuk menjelajahi antariksa. Setelah berhasil menorehkan rekor dengan keberhasilan mendarat di sisi terjauh Bulan pada Januari 2019, rencana berikutnya adalah 30 misi antariksa lainnya sepanjang tahun ini.
Badan antariksa China (China Aerospace Science and Technology Corporation, CASC) bahkan memiliki rencana untuk mengirimkan lebih dari 50 wahana luar angkasa untuk 30 misi antariksa yang ditargetkan selesai hingga 2019.
Melalui 30 misi itu, Negara Tirai Bambu seolah ingin mematahkan dominasi Amerika Serikat yang dengan NASA, yang selalu menjadi terdepan dalam mengungkap misteri luar angkasa. Tahun lalu, CASC sukses "mengalahkan" NASA karena berhasil meluncurkan 35 misi antariksa, sementara NASA hanya 30 misi.
Dilansir dari CNET pada Jumat (1/2/2019), salah satu misi penting yang akan dijalani China adalah mengirimkan lunar lander ke Bulan melalui pesawat luar angkasa Chang'e 5 untuk mengumpulkan sampel dan kembali ke Bumi.
Sementara itu, Vice President CASC, Baohua Yang mengatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan roket terbaru Long March 5 pada Juli 2019.
Roket ini nantinya akan digunakan untuk mendorong Chang'e 5 menuju Bulan. Robot luar angkasa Chang'e 5 sendiri diklaim lebih canggih ketimbang pendahulunya, Chang'e 4, yang berhasil mendarat ke sisi terjauh bulan. Pasalnya, kendaraaan luar angkasa ini dipersenjatai empat elemen utama, yaitu orbiter, lander, returner, dan ascender serta 15 sub-system.
Nantinya, sampel yang diambil Chang'e 5 di Bulan akan disimpan dalam wadah tertutup dan dibawa kembali ke Bumi untuk dianalisis dan diteliti lebih lanjut oleh tim dari CASC.
Sedangkan untuk prosesnya, ascender dari Chang'e 5 akan naik dari permukaan Bulan sambil membawa sampel. Selanjutnya, ia akan kembali bergabung dengan orbiter yang mengelilingi permukaan Bulan. Tahap akhir, keduanya akan kembali ke Bumi dengan titik pendaratan di Siziwang Banner, Mongolia.
Seandainya misi Chang'e 5 berhasil, maka Cina akan kembali mengukir sejarah sebagai negara kedua yang sanggup mengirim wahana luar angkasa dan berhasil mengembalikan sampel ke Bumi. Sebelumnya, Rusia berhasil melakukan hal ini pada 1976 lewat misi Luna 24. Saat itu, sampel yang dibawa Luna 24 ke Bumi adalah batuan Bulan.
Baca Juga: Ramai Imbauan Nyanyi Indonesia Raya di Bioskop, Jagat Twitter Panas!
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?