Suara.com - Ilmuwan Prediksi Warna Laut Akan Berubah, Pertanda Apakah?
Para ilmuwan memprediksi bahwa lautan akan berubah warna pada akhir abad ini. Alasannya perubahan iklim mengubah fitoplankton atau biota laut yang bertanggung jawab atas warna dasar lautan.
Mengutip Nypost, ketika suhu laut naik, sebesar 9 derajat celcius, peneliti menemukan bahwa pertumbuhan plankton akan semakin tinggi yang membuat warna biru dan hijau lautan semakin hidup ketika terpantul sinar matahari. Menurut peneliti, ketika fitoplankton berada dalam jumlah sedikit membuat air terlihat lebih biru sementara ketika jumlahnya lebih banyak membuat warnanya lebih hijau.
"Model ini menunjukkan perubahan yang tidak tampak jika dilihat dengan mata telanjang, dan lautan akan tetap terlihat sangat biru di daerah subtropis dan lebih hijau di dekat khatulistiwa dan kutub," kata pemimpin penulis Stephanie Dutkiewicz, yang tergabung dalam ilmuwan peneliti utama di MIT’s Department of Earth, Atmospheric, & Planetary Sciences.
Lautan yang sudah cukup biru, terutama daerah subtropis akan menjadi lebih biru, menurut penelitian. Lautan di daerah tropis termasuk yang berada di dekat kutub, akan berubah menjadi lebih hijau, karena suhu yang lebih hangat menghasilkan fitoplankton yang lebih banyak.
Satelit sendiri telah melakukan pemantauan warna laut secara terus menerus sejak akhir 1990-an. Dengan melihat pemantauan ini, tingkat klorofil dapat diprediksi dan pengaruhnya oleh pemanasan global atau fenomena terkait cuaca, seperti El Nino atau La Nina.
"Peristiwa El Niño atau La Niña akan memunculkan perubahan klorofil yang sangat besar karena itu mengubah jumlah fitoplankton yang masuk ke sistem," kata Dutkiewicz.
Dampak dari fitoplankton yang lebih sedikit, menurut Dutkiewicz akan memiliki efek dua kali lipat yakni tidak hanya menurunkan tingkat karbon dioksida dari udara dan membantu mengatur iklim, tetapi juga mempengaruhi persediaan makanan untuk makhluk laut lainnya seperti ikan.
"Berbagai jenis fitoplankton menyerap cahaya secara berbeda, dan jika perubahan iklim mempengaruhi jumlah fitoplankton hal itu juga akan mengubah piramida makanan yang mereka dukung," imbuh dia.
Baca Juga: Merasa Tak Minta Dilahirkan, Lelaki India Ini Seret Ibunya ke Pengadilan
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Tak Semua Bisa Disentuh, Zona Khusus di Mars Dijaga Demi Lindungi Potensi Kehidupan
-
59 Kode Redeem FF 18 Desember 2025: Klaim Tas Dreamspace dan Evo Bundle
-
30 Kode Redeem FC Mobile 18 Desember 2025: Sikat 10.000 Gems Sebelum Event Festive Fixtures
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 17 Desember 2025, Ada MP40 Cobra dan Bundle Anniversary Gratis
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Desember 2025, Klaim Kartu Glorious dan Rank Up Gratis
-
Render Anyar Motorola Edge 70 Ultra: Ada Varian Carbon dan Martini Olive
-
Ubisoft Akuisisi Game MOBA Milik Amazon, Kreator Rainbow Six Siege Kembali
-
HP Murah Realme Narzo 90 Debut: Desain Mirip iPhone, Usung Baterai 7.000 mAh
-
4 Tablet RAM 8 GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking Kerja Harian
-
iQOO Tancap Gas Sepanjang 2025, Siap Jadi Penentu Arah Smartphone Berperforma Tinggi di 2026