Suara.com - Menjelang dimulainya perhitungan cepat (quick count) Pemilu 2019 yang dimulai pukul 15.00 waktu Indonesia setempat, semua pihak mulai melakukan pengawasan sebagai antisipasi tindak kecurangan. Pengawasan teknologi menjadi salah satu aspek terpenting dalam proses pengawasan.
Namun, pengawasan Pemilu kali ini diakui ahli digital forensik Indonesia, Ruby Alamsyah jauh lebih baik. Pasalnya, pengawasan dari sisi teknologi kini dilakukan oleh banyak pihak.
"Sudah banyak pihak yang mencoba dan membuat sistem-sistem seperti Kawal Pemilu, Kawal Pilpres, ada juga dari masing-masing tim pemenangan, semuanya itu akan saling mendukung," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon kepada Suara.com, Rabu (17/4/2019).
Menurutnya, setiap pengawasan memiliki data dan relawan di masing-masing TPS dan mereka memiliki platform sistem untuk dilaporkan dari masing-masing sukarelawan mereka di masing2 TPS. Para pengawas ini memiliki metode tersendiri dan terbuka.
"Kalau ada kecurangan-kecurangan tertentu yang melakukan quick count membuat hasil yang berbeda akan keliatan otomatis perbedaanya dengan pihak-pihak lain yang memiliki sistem yang sama," ujar Ruby.
Meskipun begitu, secara Undang-Undang Pemilu, yang diakui adalah perhitungan suara secara manual berjenjang. Sehingga, Ruby menuturkan bahwa proses quick count yang dilakukan ke dalam sistem bertujuan untuk membantu mengawal dan percepatan pencapaian informasi ke masyarakat.
"Tapi tetap yang dijadikan acuan adalah perhitungan suara secara manual. Jadi proses pengawasan yang dilakukan beberapa pihak sangat membantu perhitungan manual akan dijaga sampai detail, menurut saya pengawasan akan berjalan baik," katanya.
Namun, Ruby melihat, ada kemungkinan orang lebih jauh berniat meretas isi quick count KPU.
"Pihak yang mencoba merubah sistem KPU hanya akan berhasil membuat chaos saja bahwa kesannya KPU tidak dipercaya padahal dirubah kaya apapun hasil itu ngga bisa dipegang. Jadi, tidak ada single teknologi yang bisa diubah oleh pihak tertentu bisa mengacaukan Pemilu," tukasnya.
Baca Juga: Selesai Nyoblos, Begini Cara Bersihkan Tinta Ungu di Jari
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
EA FC 26 Sudah Bisa Dimainkan: Daftar Ikon Terungkap, Gameplay Tuai Pujian
-
Render Vivo V60 Lite 4G Beredar: Desain Mirip iPhone 17, Harga Lebih Murah
-
4 Rekomendasi iPhone Bekas Terbaik, Lengkap dengan Harganya di September 2025
-
Redmi 15C 5G Resmi, HP Murah Xiaomi dengan Kamera 50MP dan Baterai 6.000 mAh
-
Samsung Galaxy A17 4G Masuk Indonesia, HP Rp 2 Jutaan dengan Kamera 50MP
-
Meta Ray-Ban Display: Kacamata Pintar Calon Pengganti Smartphone, Cukup Kontrol dari Tangan
-
Ray-Ban Meta 2 Resmi Dirilis, Kacamata Pintar Bisa Rekam Video 3K
-
Oppo Siapkan ColorOS 16, Kapan Tanggal Rilis Resminya?
-
53 Kode Redeem FF Hari Ini 18 September 2025, Klaim Evo Gun hingga Skin Scar Megalodon
-
Redmi K90 Kantongi Sertifikasi Anyar, Ungkap Teknologi Pengisian Daya Ini