Suara.com - Google memperbarui fitur SOS Alert agar bisa memberi informasi real time kepada penggunanya untuk mengetahui informasi teraktual terkait wilayah yang terkena bencana alam.
Pembaruan teknologi ini diharapkan bisa mengarahkan pengguna untuk menjauh dari zona yang berpotensi mengancam keselamatan jiwa.
Sebagai informasi, SOS Alert pertama kali diperkenalkan Google dua tahun silam. Teknologi ini akan muncul secara otomatis untuk menyampaikan informasi penting bila terjadi bencana alam.
Kabar baiknya, fitur itu mendapatkan pembaruan, termasuk peningkatan visualisasi yang diklaim Google lebih baik lagi dari versi sebelumnya.
Merujuk pada laporan The Verge yang dilansir pada Jumat (7/6/2019), SOS Alert sendiri menginformasikan tiga jenis bencana alam, yakni badai, gempa bumi, dan banjir.
Ketika salah satu bencana itu dekat dengan wilayah pengguna, Google akan memberikan peringatan navigasi baru di Google Maps dan akan membantu mengarahkan pengguna untuk mengambil rute yang menjauh dari tempat yang terkena dampak bencana alam.
Saat terjadi badai misalnya, Google memperkirakan rute yang akan dilalui badai dan menampilkan pemberitahuan di Google Maps pengguna, jika ia berada dekat dengan peristiwa itu.
Sedangkan saat terjadi banjir, Google akan memberikan informasi mengenai area yang terkena dampak bencana kepada pengguna. Adapun jika terjadi gempa bumi, pengguna akan mendapatkan kartu krisis berupa informasi pusat gempa, skala gempa, dan daerah yang terkena dampak gempa.
Selain itu, jika pengguna ingin mencari informasi relevan soal ketiga bencana tadi, maka Google akan memunculkan ringkasan berita, nomor telepon darurat, tips keselamatan, dan pembaruan informasi bencana di Twitter.
Baca Juga: Arus Balik Lebaran 2019: Hari Ini One Way di Tol Trans Jawa
Rencananya, peringatan SOS Alert ini akan meluncur dalam beberapa minggu mendatang untuk beberapa negara di dunia untuk platform Android dan iOS.
Khusus untuk bencana banjir, visualisasi secara real time hanya tersedia di India karena frekuensi banjir di sana cukup tinggi.
Sedangkan untuk visualisasi badai hanya tersedia secara terbatas di Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, Eropa Barat, Jepang, Taiwan, China, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Korea Selatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Google Siap Saingi Apple? Fitur Mirip NameDrop Muncul di Android, Bisa Berbagi Kontak Mudah!
-
Game Baru Ratchet & Clank Siap Rilis, Kini Tersedia Untuk Perangkat Seluler
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 November: Raih 20 Ribu Gems dan FootyVerse 111-112
-
5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Epson Hadirkan Seri Printer EcoTank Terbaru, Dorong Produktivitas dan Efisiensi Bisnis UKM
-
25 Kode Redeem FC Mobile Aktif 14 November 2025, Klaim Puluhan Ribu Gems dan Pemain OVR 111
-
6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
-
2 Rekomendasi Smartwatch yang Dukung Pembayaran QRIS: Praktis, Tak Repot Keluarkan HP
-
Di Balik Penjaga Gerbang Digital: Peran AI Detector Dalam Membangun Kepercayaan Daring
-
25 Tahun Teknologi Plasmacluster Sharp dari Laboratorium Osaka ke Rumah Jutaan Keluarga