Suara.com - Di bulan Juni ini, Jupiter tengah mendekati Bumi, sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang oleh para penduduk di Planet Biru. Lalu, seperti apakah awal mula terbentuknya planet Jupiter?
Sebagaimana dikutip dari Forbes pada Rabu (12/6/2019), Jupiter merupakan salah satu planet raksasa di tata surya. Saking besarnya, planet ini sering dijuluki Jove yang berarti dewa langit atau raja para dewa dalam mitologi Romawi kuno.
Untuk besarnya, Jupiter memiliki ukuran hingga 11 kali lebih besar ketimbang luas Bumi. Saat ini, Jupiter telah mencapai oposisi, yaitu ketika Bumi berada tepat diantara Jupiter dan Matahari.
Akibatnya, Jupiter dapat diamati dari Bumi dengan cahaya paling terang sepanjang tahun yang terjadi puncaknya pada 10 Juni 2019.
Tak hanya itu, Jupiter juga dapat diamati dari Bumi hingga Juli 2019. Jika beruntung, empat satelit besar yang mengelilingi planet kelima di tata surya itu juga bisa terlihat dari Bumi.
Sedangkan perihal awal mula terbentuknya Jupiter, ilmuwan menyebut bahwa planet tersebut berasal dari asteroid es yang jauh dari Matahari. Namun seiring berjalannya waktu, Jupiter mendekati Matahari.
Isi planet Jupiter terdiri dari sekumpulan gas panas sehingga tidak memungkinkan untuk ditinggali makhluk hidup, termasuk manusia.
"Jupiter terbentuk jauh dari Matahari dan kemudian bermigrasi ke orbitnya saat ini," ujar Simona Pirani, mahasiswa doktoral astronomi di Lund University.
Lebih lanjut, para peneliti juga mengungkapkan bahwa Jupiter pada awalnya berada empat kali lebih jauh di tata surya sebelum bermigrasi ke orbitnya saat ini.
Baca Juga: Jupiter dan 4 Bulan di Sekitarnya Bisa Terlihat dari Bumi
Menurut perhitungan mereka, migrasi Jupiter berlangsung sekitar 700.000 tahun. Sedangkan usia hidupnya sudah berlangsung 2-3 juta tahun sejak berstatus sebgai asteroid es yang jauh dari Matahari.
Jupiter mendekati matahari karena didorong oleh kekuatan gravitasi dari gas di sekitarnya sehingga dalam waktu lama membentuk kumpulan gas panas berukuran raksasa.
Ukuran raksasa Jupiter juga bertambah karena saat bergerak ke dalam (mendekati matahari), ia 'memakan' asteroid Trojan yang kian menambah ukuran planet, hingga seperti sekarang ini.
Hingga saat ini, gaya gravitasi Jupiter juga masih besar sehingga ia dikelilingi oleh 79 satelit alami dan memiliki cincin awan yang melingkari planet Saturnus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
55 Kode Redeem FF 12 Desember 2025: Klaim Skin Salju Gratis dan Bundle Yeti
-
Takut Kehilangan? Ini Cara Mudah Menambahkan AirPods ke Find My iPhone
-
29 Kode Redeem FC Mobile 12 Desember 2025: Tips Berburu Mane dan Gaet Nedved 115 Gratis
-
7 Rekomendasi Memori HP MicroSD Card Terbaik, Kecepatan Baca Super Ngebut Anti Lemot
-
Clair Obscur Expedition 33 Borong Penghargaan di The Game Awards 2025
-
Redmi TV X 2026 Resmi Debut: Tawarkan Panel Mini LED 50 Inci, Harga Rp5 Jutaan
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 12 Desember 2025, Klaim Emote Moonwalk dan Skin Winterland
-
Dua Game Baru Tomb Raider Muncul di TGA 2025, Sasar Konsol dan PC
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Desember 2025, Klaim Kartu Glorious dan 5.000 Gems
-
Sony A7 V Resmi Dirilis: Cek Harga, Spesifikasi Lengkap, dan Promo Pre-Order Desember 2025