Suara.com - NASA telah merekrut lima perusahaan kedirgantaraan untuk bergabung dengan misi Artemis, yang akan mengirim manusia selanjutnya ke Bulan.
Pada 18 November, NASA mengumumkan kelima perusahaan tersebut yang terdiri dari SpaceX, Blue Origin, Sierra Nevada Corp, Ceres Robotics, dan Tyvak Nano-Satellite Systems, Inc. resmi bergabung dengan program Commercial Lunar Payload Services (CLPS).
"Perusahaan kedirgantaraan Amerika ini bergabung dengan program Artemis. Kelompok perusahaan yang memenuhi syarat untuk mengajukan penawaran pengiriman muatan ke permukaan Bulan mendorong inovasi," ucap Jim Bridenstine, Administrator NASA.
Kelima perusahaan tersebut akan membantu NASA membuat pendarat Bulan dengan berbagai ukuran. Mulai dari yang benar-benar masif, hingga probe yang lebih kecil.
"Inisiatif CLPS dirancang untuk memanfaatkan keahlian dan inovasi industri swasta untuk tujuan mencapai Bulan dengan cepat," jelas Thomas Zurbuchen, Associate Administrator NASA dari Direktorat Misi Sains, seperti dikutip laman Space.com.
Blue Origin sendiri sedang mengerjakan pendarat Bulan yang didasarkan pada konsep Blue Moon. Sementara Sierra Nevada dan Ceres Robotics sedang mengembangkan pendarat berukuran sedang yang berpotensi ditingkatkan ke kendaraan yang lebih besar di masa depan.
NASA berencana menggunakan pendarat Bulan yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan mitra ini untuk mengantar robot penjelajah seperti Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER) ke kutub selatan Bulan. Muatan lainnya dapat mencakup pembangkit listrik dan infrastuktur Bulan lainnya.
NASA disebutkan akan menghabiskan total biaya 2,6 miliar dolar AS untuk kontrak CLPS hingga November 2028 mendatang.
Di sisi lain, NASA juga sedang mencari perusahaan swasta untuk mengembangkan pendarat Bulan yang akan dinaiki para astronot. Pada Mei lalu, NASA telah memilih 11 kandidat perusahaan.
Perusahaan diharuskan mengirim proposal ke NASA dengan batas waktu hingga 1 November untuk detail pendarat yang akan mereka bangun.
Baca Juga: Waspadai Dampak Buruk Sering Snooze Alarm Saat Bangun Tidur
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Teknologi Pintar di Balik Kompor Masa Kini: Lebih Efisien, Aman, dan Mudah Dirawat
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa Balas WhatsApp, Harga di Bawah 1 Juta
-
Nubia Z80 Ultra Resmi Meluncur Global: Baterai 7.200 mAh, Fast Charging 80W
-
19 Kode Redeem FC Mobile 7 November 2025, Manfaatkan Jalan Tol Menuju Pemain OVR 113 Di Sini
-
44 Kode Redeem FF 7 November 2025, Klaim Skin Groza FFCS Segera karena Terbatas
-
7 HP Murah Terbaru di Indonesia: Baterai Jumbo, Cocok untuk Pekerja Mobile dan Streaming
-
Deret Keunggulan Xiaomi 15T, Dari Lensa Zoom hingga Kamera Leica
-
Moto Buds Bass Rilis: TWS Murah Motorola dengan Fitur ANC dan Baterai Tahan Lama
-
Lazada Siapkan Investasi Rp 400 Miliar buat Harbolnas 11.11
-
Lupakan Garmin! Ini 5 Pilihan Smartwatch Strava Terbaik 2025 di Bawah Rp 1 Juta untuk Pelari Kalcer