Suara.com - Meski Motorola Razr baru saja terlahir kembali, tetapi produsen teknologi itu dikabarkan langsung tancap gas dengan mengembangkan suksesor ponsel layar lipat tersebut.
Informasi ini beredar setelah paten yang diajukan Motorola Mobility kepada USPTO (United States Patent and Trademark Office) dan WIPO (World Intellectual Property Office).
Meskipun waktu pengajuan tercatat pada Mei 2018, namun pemberian lisensi paten baru diberikan per 21 November 2019.
Kemungkinan, alotnya proses pengajuan yang memakan waktu sekitar satu setengah tahun terjadi karena Motorola belum memenuhi standarisasi yang ditetapkan kedua lembaga tersebut.
Paten ini sendiri menampilkan ponsel dengan layar yang bisa dilipat yang dilengkapi berbagai sensor sentuh di setiap sisi perangkat yang disebut sebagai ‘cumulative sensor in a foldable device’.
Pada paten itu, bisa dilihat juga detail sensor di sisi perangkat dan bentuk ponsel yang bisa dilipat secara horizontal.
Jika dibandingkan dengan Motorola Razr 'reborn' edisi pertama, ponsel generasi kedua mempunyai banyak sensor sentuh. Sensor pada bagian luar berada di bagian samping ponsel. Sementara empat sensor lainnya disematkan di masing-masing sisi ponsel.
Selain itu, pada bagian atas lipatan terdapat dua sensor. Begitu juga pada sisi bawah, Motorola Razr generasi kedua ini juga mempunyai dua sensor.
Sayangnya, fungsi dari sensor yang menempel di tepian ponsel ini belum diketahui secara pasti. Bisa jadi, sensor tersebut merupakan tombol virtual saat ponsel dalam posisi terlipat atau tertutup.
Baca Juga: Ditemukan Meninggal Dunia, Warganet Berkabung Lewat Tagar #RIPHara
Konon, sensor ini juga mampu membaca berbagai gerakan, termasuk gerakan menggeser (swipe). Ketika ponsel terbuka, Motorola Razr terbaru ini punya 13 fungsi, lebih banyak ketimbang ponsel dalam kondisi dilipat karena sensor yang berfungsi hanya 7 saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Whoop Band vs Smartwatch: Mana yang Terbaik untuk Pantau Kesehatan?
-
SIPD ASN Punya Fitur Apa Saja: Cek Bedanya dengan Info GTK
-
Penjualan iPhone 17 Series Laris Lampaui iPhone 16, Model Air Tak Sesuai Harapan
-
Cara Menggunakan Meta AI di WhatsApp, Ternyata Sangat Mudah!
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober: 26 Ribu Gems dan Paket 111-113 Menanti
-
Ciri-Ciri Player Dark System Game Mobile Legends, Musuh Tersembunyi yang Merusak Rank-mu!
-
Ditandu hingga Lakukan Prosesi Basuh Kaki, Video 'Pangeran' Gibran Tuai Perbincangan Netizen
-
Spesifikasi PC Jurassic World Evolution 3: Minimal RAM 16 GB dan Intel Core i5
-
3 HP Xiaomi yang Kompatibel Wireless Charging: Tak Perlu Repot Bawa Kabel
-
Indosat dan Komdigi Perkuat Registrasi eSIM dengan Teknologi Biometrik