Suara.com - Para peneliti biologi berhasil menciptakan embrio badak putih utara ketiga, melalui langkah-langkah buatan dalam upaya kolaborasi global untuk menyelamatkan spesies yang hampir punah.
Hewan ini sebelumnya ditemukan di beberapa negara di Afrika Timur dan Tengah di sebelah selatan Sahara. Badak putih utama, merupakan salah satu dari dua subspesies badak putih yang ditetapkan dalam kategori Sangat Terancam Punah oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature).
Sejak 19 Maret 2018, hanya ada dua badak yang diketahui dari subspesies ini yang tersisa dan keduanya adalah perempuan. Dalam beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah mengekstraksi dan membuahi telur dari dua betina yang tersisa, ibu dan anak badak putih utara bernama Najin dan Fatu yang kini tinggal di Kenya.
Pada Agustus lalu, tim peneliti melakukan "pengambilan ovum" pertama dan memanen telur. Tim kemudian membuahi tujuh telur, menggunakan sperma beku dari badak putih jantan yang telah mati dan berhasil menghasilkan dua embrio yang hidup.
Prosedur itu diulangi kembali pada 17 Desember 2019 sehingga menghasilkan embrio ketiga.
"Keberhasilan kami dalam menghasilkan embrio ketiga dari Fatu menunjukkan bahwa program BioRescue berada di jalur yang benar. Sekarang tim akan melakukan segala upaya untuk mencapai hasil yang sama bagi Najin yang berusia 20 tahun sebelum terlambat," ucap Thomas Hildebrandt, Kepala Departemen Manajemen Reproduksi.
Embrio ketiga sekarang bergabung dengan dua lainnya dalam penyimpanan nitrogen cair sambil menunggu betina badak putih utara sebagai ibu pengganti.
Pada Juni lalu, sebuah tim ilmuwan internasional membuktikan bahwa ibu pengganti menjadi opsi yang layak setelah berhasil mentransfer embrio badak tabung reaksi pertama ke badak putih selatan, subspesies lain yang terkait erat mampu membawa embrio badak putih utara. Tujuannya adalah untuk membuat kawanan setidaknya lima badak kulit putih utara kembali ke habitat alami mereka.
"Kami telah mengambil langkah kecil untuk menyelamatkan badak putih utara dari kepuhanan. Kami memiliki jalan yang panjang, tetapi Kenya telah menjadi pusat untuk menyelamatkan spesies ini," ucap John Waweru. Direktur Jenderal Layanan Margasatwa Kenya.
Baca Juga: Berniat Ingin Go Green, Penampakan Interior Mobil Ini Bikin Salah Fokus
Dilansir dari IFL Science, proyek pengembangbiakan ini merupakan upaya kolaborasi para ilmuwan dari Kenya Wildlife Service, Ol Pejeta Conservancy, Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research, Avantea Laboratory, dan Kebun Binatang Dvur Králové.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Uji Ketahanan Xiaomi 17 Pro: Lapisan Pelindung Setangguh iPhone 17 Pro
-
Axioo Hype R X8 OLED Resmi Meluncur: Laptop OLED dengan Ryzen 7, Super Ringan Seharga Rp 8 Jutaan
-
Menguak Potensi Krisis Air Bersih di Balik Kecanggihan AI
-
Jadwal Playoffs MPL ID S16: RRQ Absen, ONIC-BTR Menunggu di Upper Bracket
-
Cara Membuat Rumah Menakjubkan di Minecraft Pocket Edition
-
BRIN Temukan Mikroplastik Berbahaya di Air Hujan Jakarta, Ini Bahayanya bagi Tubuh
-
Xiaomi Rilis Proyektor Murah: Dukung HyperOS dan Layar 120 Inci
-
Penantian 13 Tahun Berakhir, Ninja Gaiden 4 Resmi Rilis dengan Kisah Ikonis
-
Nyamuk Ditemukan di Islandia, Pertanda Iklim Global Kian Menghangat
-
Baru Rilis, Game Jurassic World Evolution 3 Dapat Review Positif