Suara.com - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan pemeriksaan silang antara dua laboratorium berbeda untuk deteksi virus Corona atau COVID-19 dapat memperkuat kepercayaan masyarakat Indonesia dan internasional bahwa di Indonesia memang saat ini tidak terdapat penularan virus mematikan tersebut.
"Laboratorium Eijkman dapat berperan sebagai laboratorium pembanding untuk konfirmasi," kata Deputi Kepala Bidang Penelitian Translasional Lembaga Biologi Molekuler Eijkman David H Muljono dalam seminar Menyikapi Virus Corona COVID 2019: Dari Lembaga Eijkman untuk Indonesia di kantor lembaga itu, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Selain sebagai lembaga pembanding, Lembaga Eijkman juga dapat berperan secara strategis sebagai laboratorium yang langsung memeriksa sampel klinis dari pasien terduga termasuk warga negara Indonesia yang dievakuasi atau yang diduga pasien atau laboratorium pembanding/konfirmasi.
Melalui pendekatan bio-molekuler, Lembaga Eijkman telah memiliki kapasitas dan kemampuan dalam mendeteksi secara sensitif dan spesifik keberadaan virus COVID-19 dalam sampel klinis.
Jurnalis senior Kompas Ahmad Arif mengatakan konfirmasi silang melibatkan dua lembaga dalam pengujian spesimen suspect untuk mendeteksi keberadaan virus COVID 2019 akan semakin menyakinkan publik dan dunia internasional terhadap hasil uji lab.
"Untuk semakin meyakinkan publik internasional maupun nasional lebih penting untuk melakukan uji silang atau membagi sampel untuk dikaji oleh yang lain, Lembaga Eijkman misalnya," ujarnya.
Dia menuturkan ketika hasil dari dua laboratorium tersebut menunjukkan bahwa tidak menemukan keberadaan virus COVID-19 di spesimen yang diperiksa maka semakin menyakinkan publik
Jumlah korban tewas akibat wabah virus corona di daratan China hingga Selasa (11/1/2020) mencapai 1.113 orang, naik 97 orang dari hari sebelumnya, demikian Komisi Kesehatan Nasional pada Rabu, dengan infeksi baru turun ke level terendah sejak Januari 2020.
Arif mengatakan ketiadaan kasus infeksi COVID-19 di Indonesia saat ini, sementara kasus positif terjangkit virus itu ada di negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, tidak cukup diatasi dengan penyangkalan dan pernyataan spekulatif tentang kekebalan masyarakat maupun kondisi lingkungan tropis, namun harus diperkuat dengan data dan bukti ilmiah sehingga bisa meyakinkan publik.
Baca Juga: Harvard Curiga Tak Ada Virus Corona di Indonesia, Terawan: Ke Sini Saja
Selama krisis, jika pihak yang berwenang dan ilmuwan gagal menyampaikan informasi terpercaya, publik akan mencari sumber informasi lain, termasuk melalui media sosial. Padahal di media sosial, hoaks bisa menyebar luas, dan mengalahkan fakta.
Selain kecepatan dan akurasi, transparansi informasi menjadi kunci dalam membangun komunikasi risiko yang baik, dan pendekatan sains harus menjadi dasar bagi komunikasi risiko, katanya.
"Tanpa dasar sains, komunikasi risiko akan memicu ketidakpercayaan, kebingungan, bahkan bencana," ujarnya.
Komunikasi risiko dilakukan melalui pertukaran informasi antara pihak otoritas, para ahli, dan publik yang menghadapi ancaman bencana dan wabah penyakit. Komunikasi tersebut memungkinkan orang yang berisiko dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tepat sehingga bisa meningkatkan kesiapsiagaan, serta meminimalkan dampak dan kekacauan suatu bencana.
Sebaliknya, kegagalan komunikasi risiko selain bisa memicu ketidakpercayaan publik, juga bisa melemahkan kesiapsiagaan, bahkan memicu kepanikan dan gejolak sosial. [Antara]
Berita Terkait
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
DJI Mau Terjun ke Pasar Kamera Mirrorless, Tantang Canon-Sony dkk
-
Oppo A6 Pro Dirilis, Punya Baterai Badak 7.000 mAh dan Kamera 50MP
-
Wajah Miniatur AI Aneh? Ini 5 'Prompt Rahasia' untuk Memperbaikinya
-
Bikin Gantungan Kunci Action Figure Diri Sendiri? Gampang Pakai Gemini AI! Ini 7 Prompt Andalannya!
-
Telkom Pastikan SKKL Papua Pulih 14 September, Kecepatan Internet Melambat Mulai Hari Ini
-
Nothing Headphone (1) Sudah Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Harganya
-
Poco C85 Resmi ke Indonesia, HP Murah Sejutaan Kembaran Redmi 15C
-
5 Rekomendasi HP Murah RAM Besar di Bawah 2 Juta, Pilihan Terbaik September 2025
-
3 HP Murah di Bawah Rp 2 Juta dengan Baterai Besar, Ramah di Kantong Awet Berhari-hari
-
Terbongkar! Ini 'Prompt Sakti' Miniatur AI yang Dipakai Semua Orang, Tinggal Copy Paste