Suara.com - Jumlah kasus virus Corona (COVID-19) terus meningkat di berbagai belahan dunia dalam beberapa hari terakhir. Di Indonesia sendiri, terpantau pada Kamis (26/3/2020) dalam peta persebaran COVID-19 milik BNPB, sebanyak 790 kasus terkonfirmasi dengan 58 orang meninggal dan 31 orang dinyatakan sembuh.
Beberapa pemerintah dunia mencoba untuk mengendalikan penyebarannya, termasuk melakukan penutupan sekolah, universitas, hingga pembatalan acara-acara penting.
Meski begitu, menurut director-general WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pemberlakuan physical distancing, kebersihan pribadi (cuci tangan dan sebagainya), dan pembatasan perjalanan, walaupun semuanya penting dilakukan tetapi tidak cukup untul memadamkan pandemi ini.
"Seperti yang saya katakan, semua negara harus mengambil pendekatan yang komprehensif, tetapi cara paling efektif untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa adalah memutus rantai penularan. Dan untuk melakukan itu Anda harus melakukan tes atau pengujian dan mengisolasi. Anda tidak bisa melawan api dengan mata tertutup, dan kita tidak bisa menghentikan pandemi ini jika kita tidak tahu siapa yang terinfeksi," ucap Tedros, seperti dikutip laman Science Alert.
Tedros mengatakan lebih banyak tes sedang diproduksi untuk memenuhi permintaan, mengingat WHO telah mengirim hampir 1,5 juta tes ke 120 negara.
"Kami memiliki pesan sederhana untuk semua negara: lakukan tes, tes, dan tes, untuk setiap kasus yang dicurigai," tambah Tedros. Dengan begitu, orang yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien yang positif dapat diidentifikasi dan diuji juga.
Sementara itu, pimpinan teknis untuk Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO Maria Van Kerkhove menambahkan bahwa negara-negara perlu menambah jumlah laboratorium, ketersediaan alat tes, dan jumlah orang yang dapat melakukan tes tersebut.
Tedros juga merasa prihatin terhadap negara-negara berkembang yang mungkin lebih terpukul oleh krisis.
"Kami sangat prihatin dengan dampak yang ditimbulkannya di antara populasi dengan prevalensi HIV yang tinggi atau di antara anak-anak yang kekurangan gizi. Itulah mengapa kami menyerukan kepada setiap negara dan setiap individu untuk melakukan segala yang mereka bisa untuk menghentikan penularan," jelas Tedros.
Baca Juga: Penjualan Perdana, Oppo Buka Program Tukar Tambah Reno3
Tedros menambahkan bahwa krisis seperti ini memiliki dua sisi, baik dan buruk. Pandemi ini meningkatkan semangat solidaritas manusia yang saling membantu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Pembuat Final Fantasy 7 Rebirth Ungkap Karya Manusia Lebih Baik dari AI
-
X Bikin Marketplace, Tapi Cuma untuk Jual Beli Akun Langka
-
57 Kode Redeem FF Terbaru 27 Oktober 2025: Ada Skin Crimson dan SG2 OPM
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 Oktober: Ada Icon 111-113 dan 200 Rank Up
-
Ambisi Besar Warner Bros: Film Minecraft Didorong Menangkan Piala Oscar!
-
6 Rekomendasi Smartwatch dengan GPS, Harga Murah di Bawah Rp1 juta
-
Jadwal Susulan TKA 2025 Jenjang SMA SMK Disiapkan
-
Gladi Bersih TKA SMA SMK Resmi Hari Ini, Cek Fakta Nilai dan Manfaat Masuk PTN
-
Bos Xiaomi Blak-blakan Ungkap Kenapa Harga HP Makin Mahal
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain OVR 110113 Sekarang