Profesor Sikora mengatakan, sistem kekebalan tubuh sangat canggih dan ada banyak sekali hal yang bisa dikenali tentang cara kerjanya, terutama sebagai tanggapan terhadap virus corona.
"Ada yang kita sebut 'materi gelap imunologis'. Kami tidak memahaminya, tapi itu pasti melindungi kami. Ini mungkin salah satu perlindungan terhadap virus," katanya.
Antibodi, yang menempel pada virus corona dan menandainya untuk menghancurkan sel-sel kekebalan lainnya adalah bagian dari sistem kekebalan adaptif.
Respon imun adaptif jauh lebih lambat untuk merespon ancaman dan infeksi daripada 'respon imun bawaan', yang siap untuk berjuang setiap saat.
Sistem kekebalan bawaan adalah respons langsung terhadap virus atau 'garis pertahanan pertama'. Ini termasuk beberapa sel T, yang keduanya membunuh virus secara langsung dan merangsang sel-sel kekebalan lain untuk bergabung.
Profesor Sikora mengatakan ada petunjuk bahwa orang tua menghasilkan antibodi lebih sering daripada mereka yang berusia di bawah 30 tahun, dan mereka yang sakit parah.
Tapi selain itu, tidak ada yang mengidentifikasi mereka. Juga tidak ada karakteristik ras. Ini cukup misteri.
"Apa yang Anda butuhkan adalah ujian untuk mengidentifikasi mereka yang tidak perlu Anda khawatirkan. Masalahnya adalah mengembangkan tes yang sangat spesifik, dan kami tidak tahu harus mengukur apa," bebernya.
Komentarnya mengikuti penelitian yang menunjukkan kebanyakan orang yang pulih dari novel virus corona menghasilkan respons antibodi yang lemah terhadap SARS-CoV-2.
Baca Juga: Dikomplain, Ulasan di Aplikasi Pengontrol Anak Ini Malah Bikin Ngakak
Para peneliti dari Universitas Rockefeller di New York City melihat sampel plasma darah dari 149 pasien yang pulih. Mereka tidak menggunakan tes antibodi.
Mereka menemukan bahwa sistem kekebalan setiap pasien tampaknya mampu menghasilkan jenis antibodi yang menetralkan dan menonaktifkan virus, hanya saja tidak cukup dari mereka.
Faktanya, efek penetralan tidak terdeteksi pada 33 persen donor. Para peneliti mengatakan, ini mungkin karena sistem kekebalan tubuh mereka membersihkan infeksi sebelum antibodi dapat diproduksi.
Mereka menemukan bahwa efeknya sangat tinggi di antara satu persen pasien, yang disebut 'elit'.
Berita Terkait
-
Kekurangan Pasien Untuk Uji Klinis, Fujifilm Undur Pembuatan Obat Covid-19
-
Terinfeksi Covid-19, Kaki Lelaki Ini Harus Diamputasi
-
Banyak Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Kekurangan Vitamin D
-
Peneliti Temukan Teknologi untuk Deteksi Covid-19, Begini Cara Kerjanya!
-
Studi Sebut Obat Darah Tinggi Bantu Tekan Angka Kematian Covid-19
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga Vivo Y21d Indonesia: HP Murah Bersertifikasi Militer, Baterai Jumbo
-
51 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Klaim Skin Burning Lily dan Mythos Fist
-
Moto Pad 60 Neo Resmi ke Indonesia, Tablet Murah Motorola Harga Rp 2 Jutaan
-
Trik Pindahkan Microsoft Office Tanpa Ribet: Simak Langkah Mudah Berikut
-
iQOO Z10R vs realme 15T: Duel Panas HP 3 Jutaan, Mana Punya Kamera Paling Oke?
-
7 Rekomendasi HP 3 Jutaan untuk Gaming, Cocok untuk Anak Sekolah hingga Dewasa Muda
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 November: Klaim Pemain 111-113 dan Belasan Ribu Gems
-
Moto G67 Power Rilis: HP Murah dengan Kamera Sony dan Baterai 7.000 mAh
-
5 Pilihan HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik untuk Multitasking dan Gaming
-
YouTube Hipnotis Masyarakat! Waktu Nonton Melonjak 20%, Siapa Sangka Ini Alasannya