Suara.com - Bulan memiliki dua sisi, yaitu sisi dekat yang selalu menghadap ke arah Bumi dan dipenuhi oleh maria (atau mare) dan sisi jauh Bulan.
Sisi jauh Bulan ini juga sering disebut sebagai sisi gelap dalam artian tidak terlihat. Sisi jauh Bulan memiliki kerak yang lebih tebal dan lebih tua serta dipenuhi dengan lebih banyak kawah-kawah kecil.
Laporan baru yang diterbitkan di Nature Geoscience, para ilmuwan mengungkap penjelasan mengapa kedua sisi Bulan yang sangat berbeda. Para ilmuwan menyebut bahwa luasnya maria atau "laut" Bulan, pada sisi yang dekat disebabkan oleh komposisi kimiawi dari magma yang membentuknya.
Diberi nama maria dari kata Latin yang berarti "laut" oleh astronom zaman dulu yang mengira bahwa itu adalah lautan. Maria terlihat lebih gelap daripada "dataran tinggi" karena kompisisi kimia yang kaya akan besi.
Maria Bulan adalah dataran basalt yang luas dan gelap, dibentuk oleh pembekuan dari magma yang disebabkan oleh letusan gunung berapi purba yang menutupi 31 persen permukaan sisi dekat.
Dibandingkan dengan permukaan Bulan lainnya, itu kaya akan KREEP, akronim yang merupakan singkatan dari Kalium (K), unsur tanah yang langka, dan Fosfor (P). Itu juga memiliki banyak Uranium dan Thorium yang bersifat radioaktif.
Tim ilmuwan percaya bahwa campuran khusus ini memungkinkan pembentukan maria. Unsur radioaktif melepaskan banyak panas dan ini menyebabkan batuan menjadi meleleh. KREEP membuat titik leleh untuk batu-batu itu lebih rendah dan lava mengalir melintasi sisi dekat Bulan.
"Karena relatif kurangnya proses erosi, permukaan Bulan menunjukkan peristiwa geologis dari sejarah awal tata surya. Secara khusus, daerah di sisi dekat Bulan memiliki konsentrasi unsur radioaktif seperti Uranium dan Thorium tidak seperti sisi lain di Bulan. Memahami asal usul pengayaan Uranium dan Thorium ini dapat membantu menjelaskan tahap awal pembentukan Bulan dan kondisi di Bumi awal," ucap Matthieu Laneuvillr dari Earth-Life Science Institute, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (29/6/2020).
Sementara maria di sisi jauh Bulan lebih sedikit dan lebih sempit, di mana hanya sedikit banjir magma yang terjadi.
Baca Juga: Bulan Keenam Jupiter Berpotensi Mengandung Lautan Layak Huni
Bulan diyakini telah terbentuk tepat setelah pembentukan Bumi ketika sebuah planetoid seukuran Mars menghantam Bumi awal, membuatnya melemparkan banyak material ke orbit. Setengah dari material itu kembali ke Bumi, sementara sisanya berakhir menjadi Bulan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kompisisi khusus maria telah berperan dalam evolusi umum satelit alami Bumi. Aktivitas gunung berapi berlangsung lebih lama di sana daripada di dataran tinggi yang lebih reflektif, menciptakan fitur Bulan yang bisa dilihat saat ini.
Ilmuwan menduga bahwa proses ini mungkin tidak hanya terjadi di Bulan dan mungkin ditemukan pada benda lain di tata surya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 November: Ada Rank Up, Gems, dan Pemain 110-113
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 6 November: Raih Skin Groza FFCS, Diamond, dan Emote Bucin
-
Politisi PSI Yakin Gibran Adalah 'Jokowi 2.0', Tak Diasingkan di Papua
-
Gampang Banget, Begini Trik Mindahin Data dari Word ke Excel, Cuma Hitungan Detik!
-
Apple Siapkan Macbook Murah Calon Pembunuh Laptop Chromebook, Ini Harganya
-
4 Rekomendasi HP 3 Jutaan All-Rounder: Pilihan Cerdas Cocok untuk Pelajar
-
Pongo 765: Laptop Gaming dengan RTX 5060, Gahar tapi Harga Rp 18 Jutaan
-
Setelah 30 Tahun, Game Arcade Tokyo Wars Meluncur di Konsol Modern
-
Infinix Smart TV X5L 43" Hadir ke RI, TV Murah Harga Rp 2 Jutaan
-
Sharp Aquos Sense 10 Debut: Tawarkan Layar IGZO OLED 240 Hz dan Bodi Compact