Suara.com - Ada banyak kasus yang ditemukan bahwa orang terinfeksi virus Corona (Covid-19) tanpa gejala juga dapat menyebarkan virus, sehingga sangat penting bagi masyarakat luas untuk mengetahui hal-hal terkait penyebaran asimtomatik atau tanpa gejala.
Dilansir dari Science Alert, Rabu (8/7/2020), Monica Gandhi, seorang dokter dan peneliti penyakit menular di University of California menjelaskan apa yang harus diketahui tentang penyebaran tanpa gejala. Berikut lima hal yang harus diketahui tentang penyebaran Covid-19 tanpa gejala:
1. Apa yang dimaksud tanpa gejala?
Virus Covid-19 dapat menhasilkan berbagai manifestasi klinis. Beberapa orang yang terinfeksi tidak pernah mengalami gejala sama sekali dan pasien-pasien ini dianggap bukti sebagai kasus tanpa gejala.
Ketika orang terinfeksi virus Corona, dibutuhkan rata-rata lima hari hingga dua minggu untuk memunculkan gejala yang berkisar dari sangat ringan hingga sangat berbahaya. Waktu antara infeksi awal dan munculnya gejala pertama disebut fase pra-gejala.
2. Berapa banyak pasien yang tidak menunjukkan gejala?
Perkiraan proporsi kasus tanpa gejala yang sebenarnya berkisar antara 18 persen hingga lebih dari 80 persen.
Menurut Gandhi, cara paling akurat untuk menentukan tingkat kasus tanpa gejala adalah dengan melakukan pengujian, terlepas apakah orang itu memiliki gejala atau tidak dan melacak dari waktu ke waktu apakah mereka mengembangkan gejala di kemudian hari.
Kampanye pengujian massal pada Juni di San Francisco menemukan bahwa 53 persen pasien yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala ketika pertama kali diuji dan 42 persen tetap tidak menunjukkan gejala selama dua minggu ke depan.
Baca Juga: Begini Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Bisa Mencemari Lingkungan Sekitarnya!
Makalah terbaru membandingkan bukti dari 16 studi dan memperkirakan tingkat keseluruhan infeksi tanpa gejala menjadi 40-45 persen.
Meskipun ada banyak jenis penelitian dan makalah yang tidak sepenuhnya sempurna, tetapi banyak bukti mendukung tingkat kasus tanpa gejala yang sebenarnya sekitar 40 persen, ditambah beberapa fraksi tambahan pasien yang pra-gejala.
3. Bagaimana orang tanpa gejala dapat menyebarkan virus Covid-19?
Dibandingkan dengan kebanyakan infeksi virus lainnya, Covid-19 menghasilkan tingkat partikel virus yang luar biasa tinggi di saluran pernapasan atas, khususnya hidung dan mulut. Ketika partikel-partikel virus itu lepas ke lingkungan, itu disebut pelepasan virus.
Para peneliti menemukan bahwa orang tanpa gejala melepaskan virus pada tingkat yang sangat tinggi, mirip dengan flu musiman. Tetapi orang-orang dengan flu biasanya tidak melepaskan virus sampai mereka memiliki gejala.
Lokasi pelepasan virus juga penting. Virus yang menyebabkan SARS pada 2003 tidak banyak keluar dari hidung dan mulut. Ini mereplikasi jauh di dalam paru-paru. Namun, karena Covid-19 hadir dalam jumlah tinggi di hidung dan mulut seseorang, virus jauh lebih mudah untuk "melarikan diri" ke lingkungan.
Ketika orang batuk atau berbicara, mereka menyemprotkan tetesan air liur dan lendir ke udara. Mengingat Covid-19 ada dalam jumlah tinggi di hidung dan mulut, tetesan ini kemungkinan menjelaskan bagaimana orang tanpa gejala dapat menyebarkan virus.
4. Berapa banyak penyebaran tanpa gejala yang terjadi?
Sayangnya, ahli kesehatan masyarakat tidak tahu persis berapa banyak penyebaran yang disebabkan oleh pasien tanpa gejala atau pra-gejala. Tetapi ada beberapa petunjuk yang mengatakan bahwa itu adalah pendorong utama pandemi Covid-19 ini.
Perkiraan pemodelan awal menunjukkan bahwa 80 persen infeksi dapat dikaitkan dengan penyebaran dari kasus yang tidak tercatat. Mungkin pasien yang tidak tercatat menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala yang sangat ringan. Para ilmuwan membuat banyak asumsi dalam model itu sehingga sulit untuk menilai keakuratan prediksi tersebut.
Sebuah penelitian yang mengamati wabah Covid-19 di Ningbo, China, menemukan bahwa orang tanpa gejala menyebarkan virus semudah orang yang memiliki gejala.
Jika setengah dari semua orang yang terinfeksi tanpa gejala pada suatu titik waktu dan orang-orang itu dapat menularkan Covid-19 semudah pasien dengan gejala, menurut Gandhi itu aman untuk mengasumsikan persentase besar penyebaran berasal dari orang tanpa gejala.
Bahkan tanpa mengetahui angka pastinya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) percaya bahwa penularan dari orang tanpa gejala adalah kontributor utama penyebaran cepat Covid-19 di seluruh dunia.
5. Apa yang bisa dilakukan untuk membatasi penyebaran tanpa gejala?
Aturan physical distancing dan lockdown memang berhasil untuk membatasi penyebaran, tetapi memiliki dampak ekonomi dan sosial yang besar. Salah satu cara terbaik untuk membatasi penyebaran adalah dengan memakai masker penutup wajah dan ada bukti untuk mendukung aturan itu.
Pada 3 April, CDC merekomendasikan agar semua masyarakat memakai masker penutup wajah ketika berada di luar rumah dan di sekitar orang lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengikutinya dan merekomendasikan penggunaan masker penutup wajah pada 5 Juni.
Pada titik ini, tidak ada yang tahu persis berapa banyak kasus Covid-19 yang berasal dari penyebaran tanpa gejala. Tetapi menurut Gandhi dan banyak peneliti penyakit menular lainnya meyakini bahwa itu memainkan peran utama dalam pandemi ini.
Mengenakan masker penutup wajah dan mempraktikkan physical distancing dapat mencegah penyebaran tanpa gejala serta membantu mengurangi bahaya dari virus Covid-19 sampai para ahli mendapatkan vaksin.
Berita Terkait
-
Waduh, Suhu Dingin Bisa Tingkatkan Penyebaran Covid-19
-
Kasus Virus Corona Covid-19 Tanpa Gejala di Italia Capai 40 Persen
-
Episentrum Covid-19 Pindah ke Sejumlah Negara Bagian di Selatan AS
-
Pulang dari AS, Wanita Ini Menularkan Virus Corona ke 71 Orang
-
China Catat 19 Kasus Covid-19 Baru dengan Empat Pasien Tanpa Gejala
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
Terkini
-
45 Kode Redeem FF Terbaru 6 September 2025, Saatnya Dapatkan CG15 Legendaris
-
Foto Miniatur AI Tengah Tren di Medsos, Ini 6 Prompt untuk Membuatnya!
-
Cuma 5 Menit! Fotomu Bisa Jadi Miniatur AI Keren, Ternyata Semudah Ini Caranya
-
Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
-
Oppo A6i Bakal Jadi HP 5G Murah, Segera Meluncur di Bulan Ini
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 5 September: Klaim Skin Scar Megalodon, Cobra, dan M24
-
5 Rekomendasi Laptop Chromebook untuk Mahasiswa, Mulai Rp2 Jutaan
-
Bocoran 'Prompt Rahasia' Miniatur AI: Ubah Fotomu Jadi Gundam, Tamiya & Funko Pop!
-
Adu AI Foto Miniatur Viral: Gemini, Copilot, Midjourney, Mana Terbaik & Gratis?
-
4 Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI, Lengkap dengan 15 Prompt Terbaru dan Populer!