Suara.com - Bencana Chernobyl dikenal sebagai kecelakaan nuklir yang terjadi pada 26 April 1986 dan masih memiliki efek radiasi. Namun dalam kondisi yang tidak bersahabat seperti itu, beberapa jenis kehidupan berhasil bertahan dan berkembang dengan "mengunyah" radiasi itu sendiri.
Salah satunya adalah spesies jamur yang disebut dengan "jamur hitam" atau jamur radiotropik. Jamur ini memanfaatkan kekuatan melanin untuk mengubah radiasi gamma menjadi energi kimia untuk pertumbuhan jamur.
Sebelumnya, ini telah disebut-sebut sebagai solusi untuk memberi makan para astronot selama penerbangan jarak jauh. Sebuah penelitian baru melaporkan potensi tambahan sebagai perisai radiasi, yang dapat melindungi pemukim Mars di masa depan dari bahaya luar angkasa.
Di luar magnetosfer pelindung Bumi, para astronot terkena radiasi kosmik tingkat tinggi. Jika terpapar dalam dosis besar, itu dapat menembus jaringan dan menyebabkan penyakit radiasi atau bahkan kematian. Melindungi astronot dari bahaya ini saat mereka melakukan perjalanan lebih jauh dari Bumi adalah hal terpenting.
Beberapa tahun lalu, dua siswa sekolah menengah atas bernama Xavier Gomez dan Graham Shunk, menyarankan bahwa jamur penyerap radiasi dari Chernobyl, Cladosporium sphaerospermum, dapat menawarkan perlindungan yang diperlukan di luar angkasa. Ini juga akan menjadi bahan yang lebih murah dan lebih mudah untuk diangkut ke luar angkasa daripada alternatif saat ini, seperti lembaran baja stainless.
Kemudian pada Desember 2018, gagasan kedua siswa tersebut diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dengan mengirim sampel kecil jamur untuk dipelajari selama 30 hari. Hasil penelitian tersebut sekarang telah dipublikasikan di server pra-cetak bioRxiv.
Sampel setebal 2 milimeter dalam percobaan tersebut berhasil memblokir sekitar 2 persen dari radiasi yang masuk. Para penulis penelitian menyimpulkan bahwa kemungkinan lapisan jamur setebal 21 sentimeter akan cukup melindungi orang-orang yang akan bermukim di Mars. Selain itu, keuntungan lainnya adalah jamur dapat direplikasi sendiri.
"Apa yang membuat jamur ini semakin hebat adalah kita hanya perlu beberapa gram untuk memulai, jamur itu akan mereplikasi dan menyembuhkan diri sendiri, jadi bahkan jika ada suar Matahari yang merusak perisai radiasi secara signifikan, itu akan dapat tumbuh kembali dalam beberapa hari," kata Nils Averesch, rekan penulis studi dari Stanford University, California, seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (28/7/2020).
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan beberapa hasil yang menjanjikan. Tetapi, pertimbangan teknis lebih lanjut masih diperlukan sebelum diluncurkan. Sebagai permulaan, jamur tidak bisa ditanam di luar ruangan di Mars karena suhu dingin dan kebutuhan tambahan akan air harus dipenuhi.
Baca Juga: Ini HP dengan Radiasi Tertinggi, Xiaomi Mendominasi
Cara alternatif yang bisa dilakukan adalah mengekstraksi pigmen melanin yang ditemukan di Cladosporium sphaerospermum dan memasukkannya ke dalam pakaian luar angkasa.
Baru-baru ini, tim yang berbeda dari Johns Hopkins University, Baltimore, telah mengirim sampel melanin yang ditaman di jamur Chernobyl jenis lain, yaitu Cryptococcus neoformans, ke ISS untuk melakukan tes penghambat radiasi lebih lanjut.
Berita Terkait
-
AS dan Inggris Tuding Rusia Tembakkan Senjata dari Satelit Luar Angkasa
-
Miris, 7 Potret Kendaraan Terbengkalai Akibat Radiasi Nuklir di Fukushima
-
Radiasi Paru-paru Dinilai Cepat Menyembuhkan Pneumonia pada Pasien Covid-19
-
Pertama, Astronot Ciptakan Tulang Rawan Rekayasa di Stasiun Luar Angkasa
-
UEA akan Jadi Negara Arab Pertama yang Luncurkan Misi ke Planet Mars
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Komdigi Siapkan Pedoman Etika AI, Tangkal Disinformasi Buatan Teknologi Kecerdasan Buatan
-
Sayang Anabul? Ubah Fotonya Jadi Action Figure Gemas, Ini 10 'Prompt Sakti'-nya!
-
Honor Magic 8 Pro Pakai Telefoto 200 MP, Diklaim Mampu Rekam Senja Berkualitas
-
Xiaomi HyperOS 3 Resmi Meluncur: 4 Fitur Canggih Pesaing iOS, Apa Saja Keunggulannya?
-
47 Kode Redeem FF Terbaru 6 September: Raih Brass Knuckle, SG2, dan Skin Groza
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru September: Klaim Oliver Kahn 111 dan Ribuan Gems
-
7 Rekomendasi Laptop Chromebook Murah, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Jangan Asal Tulis! Ini 'Mantra Ajaib' Miniatur AI yang Benar, Tinggal Copy Paste
-
Nubia Air vs Galaxy S25 Edge: Adu Bodi Tipis Kurang dari 6 mm Berfitur Tangguh
-
Memori HP Penuh? Ini Cara Bikin Miniatur AI Viral Tanpa Install Aplikasi Apapun