Suara.com - Para astronot menciptakan konstruksi pertama tulang rawan rekayasa tanpa jaringan perancah, menggunakan bioassembly levitasi magnetik di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Meski berhasil dilakukan, tapi beberapa kendali sulit diatasi. Salah satunya adalah perancah untuk membangun jaringan itu sendiri. Perancah bisa dianggap sebagai cetakan potongan daging atau organ apapun yang bisa dibuat. Untuk menggunakan jaringan ini, cetakan harus bisa lepas.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, para ilmuwan telah menyelidiki pendekatan yang tidak memerlukan struktur untuk membantu perakitan. Microgravity dapat membantu tetapi penting untuk memiliki alat yang dapat mendorong material bersama. Karenanya, para ahli pun menggunakan magnet.
Sel tidak secara alami bersifat magnetis sehingga senyawa yang dikenal sebagai gadolinium chelates biasa digunakan. Sayangnya, ini beracun bagi sel dengan dosis yang biasanya digunakan di Bumi, membuat alasan lain mengapa pergi ke luar angkasa dengan metode ini sangat menarik.
Tim menggunakan hidrogel termoreversibel, di mana bidang tulang rawan kecil yang telah dicampur dengan gadolinium chelates berdosis rendah.
Astronot Oleg Kononenko menempatkan sampel ini dalam bioassembler magnetik yang dirancang khusus. Di sana, bulatan kecil tulang rawan dapat bergabung menjadi sebuah jaringan.
Gumpalan tulang rawan bukanlah organ cetak 3D yang berfungsi penuh, tetapi ini merupakan langkah pertama yang menarik dalam penggunaan teknik ini di luar angkasa.
Dilansir dari IFL Science, Kamis (16/7/2020), pendekatan inovatif memiliki banyak aplikasi potensial, baik dalam konstruksi bahan organik dan anorganik. Ini dapat digunakan dalam aplikasi teknologi di luar bidang kedokteran.
Para astronot akan membangun sesuatu yang lebih kompleks sebagai langkah selanjutnya. Tim ahli akan menggabungkan medan magnet dengan gelombang suara untuk membangun sesuatu yang silindris, mirip dengan trakea atau uretra, tetapi untuk saat ini dalam skala yang lebih kecil.
Berita Terkait
-
Selesaikan Misi, Astronot NASA Lakukan Spacewalk di Stasiun Luar Angkasa
-
Bagaimana Cara Buang Air Saat Berada di Luar Angkasa?
-
Gandeng Ahli Kimia, NASA Kembangkan Parfum Aroma Luar Angkasa
-
Penampakan Gerhana Matahari Cincin dari Luar Angkasa
-
NASA Bakal Ganti Komponen Penting Stasiun Luar Angkasa ISS
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Bola Emas Misterius di Dasar Laut Alaska, Bikin Bingung Para Ilmuwan
-
Wikipedia hingga ChatGPT Terancam "Kiamat Internet", Koalisi Damai Desak Komdigi Cabut Aturan PSE
-
vivo X300 Series Resmi di Indonesia: Kamera Gahar, Baterai Monster, Mulai Rp 14 Jutaan
-
5 Tablet Dual OS Spek Kencang, Bikin Kuliah dan Kerja Makin Naik Performa
-
Solusi Cerdas Ini Diklaim Mampu Genjot Penjualan Hingga 50 Persen
-
27 Kode Redeem FF 21 November 2025, Flower of Love dan Skin FFWS Gratis
-
Telkomsel MAXStream Studios Gebrak JAFF 2025, Hadirkan Program Secinta Itu Sama Indonesia
-
23 Kode Redeem FC Mobile 21 November 2025, Panduan Event Glorious Eras & UEFA PrimeTime
-
6 Smartwatch dengan GPS Paling Murah untuk Pencinta Aktivitas Outdoor
-
5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan