Suara.com - Sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat meracik vaksin Covid-19 mereka sendiri dan langsung digunakan tanpa menunggu hasil studi serta izin dari lembaga berwenang.
Kelompok ini bukan ilmuwan kaleng-kaleng. Mereka, yang terdiri dari 20 orang, berasal dari kampus-kampus top AS dan bahkan dunia seperti Universitas Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Para ilmuwan itu bergabung dalam kelompok bernama Rapid Deployment Vaccine Collaborative (RADVAC). Mereka tidak saja meracik vaksin, tetapi menyebarkan cara membuat vaksin Covid-19 sehingga orang lain bisa membuat vaksin mereka sendiri.
Vaksin Covid-19 RADVAC, yang cara meraciknya disebar via email, sampai saat ini belum terbukti kemanjurannya. Para ilmuwan yang terlibat di dalamnya mengatakan bahwa studi untuk menguji keampuhan vaksin itu masih digelar di laboratorium milik Harvard.
Preston Estep, pakar genetika yang mendirikan dan mengepalai riset RADVAC mengatakan pihaknya tak perlu izin dari otoritas obat-obatan Amerika (FDA), karena dalam proyek itu para sukarelawan meracik sendiri vaksinnya dan menggunakannya sendiri, tanpa mengeluarkan biaya apa pun.
"Kami tidak menganjurkan orang mengubah perilaku jika mereka masih mengenakan masker, tetapi vaksin kami berpotensi menyediakan beberapa lapis perlindungan," kata Estep.
RADVAC telah mulai melakukan pengujian vaksin Covid-19 mereka di laboratorium yang dikelola pakar genetika George Church di Harvard. Church sendiri sudah menggunakan dua dosis vaksin RADVAC.
"Menurut saya kita lebih terancam oleh Covid ketimbang oleh vaksin eksperimental," kata Church.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa vaksin yang dirancang RADVAC aman, meski ada kemungkinan tidak efektif. Church sendiri dikenal karena mengepalai tim peneliti yang berambisi menghidupkan lagi spesies gajah purba mamut yang sudah punah ribuan tahun silam.
Baca Juga: Pakar Jerman Sebut Vaksin Covid-19 Tak Bakal Tersedia Sampai Tahun Depan
Belum lama ini RADVAC menerbitkan sebuah dokumen berisi resep vaksinnya. Dalam dokumen itu terdapat disclaimer yang isinya menyatakan bahw mereka yang menggunakan resep itu harus sudah dewasa, tinggal di AS, dan bertanggung jawab untuk menyediakan sendiri material untuk meracik vaksin tersebut.
Resep vaksin
Juga disebutkan bahwa tak ada jaminan vaksin itu akan manjur; bahwa vaksin itu tidak menjalani uji klinis; bahwa vaksin itu bukan bersifat mengobat tetapi mencegah; dan membeberan beberapa kemungkinan efek samping kepada yang menggunakan.
Resep vaksin itu antara lain peptida (molekul yang mengandung protein yang ditemukan pada virus corona). Peptida tidak memicu Covid-19, tetapi secara teoritis bisa memicu reaksi sistem imun tubuh sehingga menghasilkan antibodi untuk mematikan virus.
Selain peptida, vaksin itu juga mengandung chitosan, zat yang ditemukan pada mahluk laut seperti udang. Chitosan bertujuan untuk membungkus peptida dan memudahkannya masuk ke tubuh saat disemprotkan lewat hidung.
Vaksin RADVAC memang tidak disuntikkan ke tubuh, tetapi berupa semprotan yang dimasukkan lewat lubang hidung. Desain ini dirancang agar vaksin bisa memicu reaksi kuat dan terpusat di hidung, tempat virus corona baru pemicu Covid-19 diyakini bermarkas.
Berita Terkait
-
Gerard Pique Debut Mengajar di Universitas Harvard
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Adu Pendidikan AHY vs Gibran: 3 Gelar Master dari Harvard Lawan Sarjana
-
Jawab Tantangan SDM, Kolaborasi Baru Ini Siapkan Tenaga Kerja untuk Pasar Global
-
Kopi Bikin Awet Muda? Studi Harvard Buktikan Manfaat Tak Terduga
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
HP Seken Rasa Baru? Cek 5 Rekomendasi Terbaik Rp500 Ribuan yang Masih Worth It di Tahun Ini
-
4 Tablet dengan Slot SIM Card untuk Tetap Terhubung dan Produktif di Mana Saja
-
4 Rekomendasi Tablet Layar Besar Murah, Cocok untuk Edit Video Ringan dan Streaming
-
Update Battlefield 6 Winter Offensive, Perombakan Besar untuk Mode Breakthrough dan Rush
-
Akhir Penantian 19 Tahun, Game 'Total War: Medieval 3' Resmi Diumumkan
-
4 Varian Warna Vivo S50 Beredar ke Publik: Debut Bulan Ini, Ada Rebrand Global
-
5 Rekomendasi HP Infinix Paling Murah Terbaru Desember 2025
-
Bocoran Xiaomi 17S dan Xiaomi 17 Ultra, Bakal Usung Chipset Terbaru
-
Siap Meluncur 9 Desember 2025, Fitur Utama HP Murah POCO C85 5G Terungkap
-
Malware Albiriox Bisa Kuras Isi Rekening Tanpa Password, Ini Cara Mencegahnya