Suara.com - Ribuan kebakaran telah terjadi di hutan hujan Amazon. Menurut National Institute for Space Research (Inpe), sebanyak 6.803 kebakaran terjadi di Amazon pada bulan lalu. Angka ini meningkat dari 5.318 pada Juli 2019.
Lonjakan besar terdeteksi menjelang akhir bulan, dengan lebih dari 1.000 kebakaran terjadi pada 30 Juli. Menurut analisis terpisah yang dilakukan oleh Greenpeace Brasil, itu merupakan jumlah tertinggi untuk satu hari pada Juli sejak 2005.
Kebakaran kerap terjadi ketika Brasil memasuki "musim kebakaran" tahunan, pada Agustus setiap tahun. Ada kekhawatiran bahwa bencana kebakaran besar pada 2019 akan terulang kembali, ketika 30.900 kebakaran dicatat Inpe.
"Ini pertanda buruk. Kita bisa melihat bahwa Agustus akan menjadi bulan yang sulit dan September akan lebih buruk lagi," kata Ane Alencar, direktur sains di Amazon Environmental Research Institute (IPAM) Brasil, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (4/8/2020).
Aktivis lingkungan menyalahkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, karena membiarkan penebang liar dan penambang merusak hutan. Bolsorano juga telah melarang pembakaran di wilayah itu selama 120 hari.
Para ilmuwan mengatakan hutan hujan adalah pertahanan vital terhadap pemanasan iklim karena dapat menyerap gas rumah kaca. Organisasi non-pemerintah Amazon Conservation mengatakan, pihaknya telah melacak 62 kebakaran besar untuk tahun ini pada 30 Juli.
Menurut Matt Finer, pemimpin proyek pelacakan kebakaran Amazon Conservation, sebagian besar kebakaran terjadi setelah 15 Juli. Mayoritas kebakaran besar, di mana tingkat aerosol yang tinggi dalam asap mengindikasikan sejumlah besar biomassa terbakar, terjadi di daerah yang baru-baru ini digunduli.
Para pelaku umumnya mengekstraksi kayu dari hutan sebelum membakar tanah, untuk meningkatkan nilainya dalam pertanian dan peternakan. Pembakaran tersebut dilakukan karena kebakaran alami sangat jarang terjadi di Amazon.
Deforestasi, sebuah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau mengubah peruntukkan lahan hutan menjadi non-hutan, mencapai angka tertinggi pada 2019 dan telah melonjak 25 persen pada paruh pertama 2020.
Baca Juga: Ilmuan: Sungai Amazon Bisa Jadi 'Zona Merah' Covid-19 Berikutnya
Awal bulan ini, para ilmuwan NASA mengatakan, suhu permukaan lebih tinggi di Samudera Atlantik Utara tropis pada 2020, menarik uap air dari Amazon selatan.
"Akibatnya, lanskap selatan Amazon menjadi kering dan mudah terbakar, membuat kebakaran yang dilakukan manusia untuk pertanian dan pembukaan lahan lebih rentan untuk tumbuh di luar kendali dan menyebar," tulis NASA dalam situs web resminya.
Kebakaran juga memburuk di Pantanal, lahan basah terbesar di dunia yang berdekatan dengan Amazon selatan.
Pada Juli, jumlah kebakaran yang tercatat di sana lebih dari tiga kali lipat menjadi 1.684 dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.
Dalam pemberitaan lain, para ilmuwan telah memperkirakan bahwa 2020 akan menjadi tahun terpanas, sejak pencatatan dimulai setelah satu tahun kebakaran hutan di seluruh dunia.
Sebelumnya, menurut data Inpe pada April 2020, Deforestasi di hutan hujan Amazon Brasil secara diam-diam terus melambung, saat perhatian dunia mengarah pada pandemi virus Corona (Covid-19). Area deforestasi yang hancur di Amazon pada April 2020 saja sebanyak 64 persen lebih tinggi dibandingkan April 2019.
Berita Terkait
-
Waduh, Kutub Selatan Alami Kenaikan Suhu Tiga Kali Lebih Cepat
-
Berang-Berang 'Grogoti' Lapisan Es Kutub Utara, Percepat Pemanasan Global
-
Kepala Suku Kondang di Amazon Meninggal Dunia karena Virus Corona
-
Kutub Utara Terancam Kobaran Api akibat Kebocoran Minyak
-
Lapisan Es di Greenland Menipis, Permukaan Air Laut Naik Hingga 40 Persen
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
15 Kode Redeem MLBB 9 Oktober 2025: Skin Epic, Diamond, dan Hadiah Spesial dari Event Mystic Clash
-
5 HP Murah Terbaik dengan Fitur NFC, Transaksi Digital Makin Mantul
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
20 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini, 9 Oktober 2025: Dapatkan Rodri 113, Pires Icon, dan Ribuan Gems!
-
Semangat Wirausaha Muda Digital Diperkuat Lewat Program Youngpreneur Indibiz
-
Calon PM Jepang Ucap Slogan 'Kerja Kerja Kerja', Kini Dituntut Minta Maaf
-
20 Kode Redeem FF Hari Ini, 9 Oktober 2025: Klaim Skin SG2, AWM Panda, dan Bundle Langka!
-
Gegara Iklim Politik, Ubisoft Batalkan Proyek Game Assassin's Creed Civil War
-
Hore! Masyarakat Kalimantan Bisa Rasakan Layanan Stabil XLSMART
-
Hore! Masyarakat Kalimantan Bisa Rasakan Layanan Stabil XLSMART