Suara.com - Presiden Donald Trump mengklaim bahwa ia telah menghidupkan kembali NASA. Orang nomor satu di Amerika Serikat itu mengklaim bahwa tadinya badan antariksa tersebut "ditutup dan mati" atau tidak beroperasi, sebelum pemerintahannya. Klaim tersebut ditulisnya melalui cuitan Twitter pada 5 Agustus lalu.
"NASA sebelumnya ditutup dan mati sampai saya melakukannya lagi. Sekarang ini adalah tempat paling semarak dari jenisnya di Planet dan kami memiliki Angkatan Luar Angkasa untuk mengikutinya. Kami telah mencapai lebih dari Administrasi mana pun dalam 3 1/2 tahun pertama. Maaf, tapi itu semua tidak terjadi pada Sleepy Joe!" cuit Trump lewat akun Twitter @realDonaldTrump.
Namun, klaim tersebut dibantah NASA dan mengatakan bahwa badan antariksa tersebut tidak pernah ditutup sejak didirikan pada 1958 dan sudah pasti tidak pernah "mati".
Banyak pengguna Twitter dengan cepat memberikan tanggapan atas ketidakakuratan fakta dalam cuitan Trump tersebut, yang juga menyertai referensi calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden.
Kesalahan paling jelas dalam pernyataan Trump adalah bahwa NASA "ditutup" atau tidak aktif dan "mati" sebelum pemerintahannya. Hal ini secara tidak langsung mengabaikan kebenaran dasar tentang proyek penerbangan luar angkasa berbiaya besar.
Sebagai contoh, langkah NASA untuk merangkul dan mengembangkan penerbangan antariksa komersial dimulai pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush dengan pembentukan Program Kargo Komersial pada 2006.
Program tersebut cukup berhasil hingga sekarang pesawat itu secara rutin menerbangkan misi kargo tanpa awak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Program Kru Komersial juga dimulai pada 2010 di bawah presiden pendahulu Trump, Barack Obama. Kru Komersial telah mengembangkan kendaraan Crew Dargon SpaceX.
Selain itu, banyak upaya eksplorasi robot NASA yang telah lama dilakukan. Misalnya, penjelajah Mars 2020 Perseverance yang diluncurkan minggu lalu, tetapi penelitian dan pengembangan untuk misi tersebut telah dimulai jauh lebih awal. NASA mengembangkan instrumen dan alat untuk penjelajah tersebut pada September 2013.
Baca Juga: Sempat Alami Bermasalah, NASA Sukses Luncurkan Misi Mars 2020
Pada pemerintahan Obama, NASA juga mengembangkan kapsul kru Orion yang akan digunakan untuk astronot di masa depan untuk mencapai Bulan dalam program Artemis saat ini.
Melihat sejarah sebelumnya, program pesawat ulang-alik NASA dirintis di bawah pemerintahan Nixon. Pada 1972, Presiden Richard Nixon menandatangani undang-undang yang mengizinkan pendanaan 5,5 juta dolar AS untuk mengembangkan pesawat ulang-alik.
Program ini terus berlanjut melalui Presiden Gerald Ford, Jimmy Carter, Ronald Reagan, George H. W. Bush, Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama. Program tersebut kemudian secara resmi berakhir pada 2011.
Dilansir dari Space.com, Kamis (6/8/2020), sebelum program yang panjang tersebut, Presiden John F. Kennedy juga memprakarsai pencapaian pertama Amerika Serikat dalam penerbangan luar angkasa manusia. Pertama dengan Project Mercury dan kemudian program Gemini dan Apollo, yang terakhir membuahkan hasil di bawah Nixon.
Singkatnya, pernyataan bahwa administrasi Trump bertanggung jawab atas kemajuan yang dibuat di sektor luar angkasa, sangat kontras dengan infrastruktur, fondasi, dan kemajuan yang telah dicapai selama beberapa dekade di sejumlah administrasi kepresidenan lainnya.
Namun, cuitan Trump juga sedikit memberikan fakta bahwa Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat memang dibuat selama pemerintahan Trump. Presiden Trump juga berusaha meningkatkan anggaran NASA selama tahun jabatannya.
Berita Terkait
-
Donald Trump Kasih Kesempatan TikTok Negosiasi dengan Microsoft
-
Karena Covid-19, Awak Media Dilarang Hadiri Pencalonan Kembali Donald Trump
-
Presiden AS Donald Trump Segera Menindak TikTok, Diblokir?
-
Sempat Alami Bermasalah, NASA Sukses Luncurkan Misi Mars 2020
-
Donald Trump Dukung Microsoft Beli TikTok
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
56 Kode Redeem FF 13 Desember 2025: Klaim Skin Winterland dan Update Lelang Sultan Global
-
Xiaomi Diduga Kuat Membatalkan Peluncuran Poco X8 dan Poco F8 Reguler, Kok Bisa?
-
20 Kode Redeem FC Mobile 13 Desember 2025: Bocoran Komentator Indonesia Valentino Jebret di Game
-
Monitor Gaming WOLED 27 Inci Terbaru: Desain Nyaris Tanpa Bezel dan 280Hz
-
Oppo Sulap Flagship Store Ini Jadi "Third Living Space" Futuristik Lengkap dengan Robot AI!
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
5 Subwoofer Neumann KH Terbaru Hadir dengan Teknologi DSP dan Dukungan AoIP Modern
-
Spin-off InfraNexia Resmi Disetujui, Telkom Percepat Transformasi Infrastruktur Digital Nasional
-
Google Menyiapkan Disco, Peramban Eksperimental Berbasis AI untuk Ciptakan Aplikasi Web Instan
-
4 Rekomendasi Smartwatch Advan Rp 100 Ribuan, Sudah Tahan Air dan Ada Fitur Ibadah