Suara.com - Para ilmuwan di University of Arizona mengatakan, mungkin dapat mencegah wabah virus Corona (Covid-19) di lingkungan kampus, dengan menggunakan kotoran manusia untuk melacak mahasiswa yang terinfeksi.
Dr. Ian Pepper telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari kotoran manusia di laboratoriumnya, yang terletak di Water & Energy Sustainable Technology Center, University of Arizona. Dia menggunakan uji kimia untuk menganalisis polutan, virus, dan partikel lain dalam kotoran.
Baru-baru ini, Pepper dan timnya mencoba melacak dan mencegah wabah Covid-19, menggunakan metode epidemiologi berbasis kotoran atau air limbah. Para ahli telah melacak partikel virus di sistem pembuangan air universitas sejak Maret.
Universitas telah memulai kelas tatap muka pada Senin (24/8/2020). Sebelum mahasiswa tiba, Pepper dan timnya membuat sistem untuk menguji air limbah yang berasal dari sekitar 20 gedung di kampus, termasuk asrama.
Pada Selasa, sistem pengujian air limbah itu mendeteksi peningkatan tingkat virus Covid-19 di sistem pembuangan air kampus, khususnya yang berasal dari satu asrama. Esoknya, tim ahli menguji 311 individu yang tinggal di asrama tersebut.
Sebanyak dua orang dinyatakan positif dan keduanya asimtomatik. Kedua mahasiswa itu kemudian dikarantina dan kini kampus sedang melakukan pelacakan kontak untuk mendeteksi kasus tambahan.
"Dengan deteksi dini ini, kami langsung menemukannya, menguji anak-anak itu dan mengisolasi mereka dengan sesuai di tempat yang mereka butuhkan," kata Richard Carmona, direktur gugus tugas universitas dan mantan Jenderal Ahli Bedah Amerika Serikat, seperti dikutip Business Insider, Selasa (1/9/2020).
Pepper mengatakan, tes melalui saluran pembuangan air dapat mendeteksi level virus Corona hingga tujuh hari sebelum individu menunjukkan gejala.
Pejabat kampus mengatakan bahwa jika tidak ada sistem tersebut, kedua siswa tanpa gejala itu mungkin dapat dengan mudah menyebarkan virus dan menginfeksi banyak orang lainnya di lingkungan universitas.
Baca Juga: Perlombaan Membuat Vaksin Covid-19, Berisiko Memperburuk Pandemi
Tidak seperti tes virus Covid-19 lainnya, sistem analisis kotoran Pepper memantau Covid-19 di seluruh wilayah. Dengan mengenakan sarung tangan, ilmuwan mengumpulkan sampel air dari saluran pembuangan dan mengirimkannya ke laboratorium Pepper untuk dianalisis.
Para ahli kemudian menjalankan tes yang dikembangkan CDC yang mendeteksi keberadaan molekul virus, mirip dengan tes yang melibatkan usap (swab) hidung.
Tes ini relatif murah dan berteknologi rendah. Biaya semua bahan reaksi dalam menjalankan satu tes adalah sekitar 150 dolar AS atau sekitar Rp 2,1 juta, meskipun itu tidak termasuk biaya lainnya, seperti tenaga kerja dan pengumpulan sampel.
Para ilmuwan juga harus menguji beberapa kali untuk memastikan hasilnya akurat dan dapat diandalkan.
"Kotoran manusia tidak berbohong dan itu memberikan informasi yang sebenarnya tentang individu dan komunitas," kata Pepper kepada Arizona Science.
Jenis pengujian massal ini dapat menawarkan cara untuk mengidentifikasi wabah virus Corona di tingkat komunitas. Cara itu paling menjanjikan untuk digunakan di antara sekelompok besar orang yang tinggal di bawah aturan tertentu di satu lokasi, seperti universitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Oppo Siapkan ColorOS 16, Kapan Tanggal Rilis Resminya?
-
53 Kode Redeem FF Hari Ini 18 September 2025, Klaim Evo Gun hingga Skin Scar Megalodon
-
Redmi K90 Kantongi Sertifikasi Anyar, Ungkap Teknologi Pengisian Daya Ini
-
Deretan iPhone Paling Worth It di September 2025: Harga Terjangkau, iOS Mumpuni
-
14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 18 September 2025, Klaim Gems hingga Pemain OVR 111
-
Cara Buat Wallpaper 3D di iOS 26, Ubah Lock Screen iPhone Jadi Android
-
Komdigi Punya Sistem Khusus Awasi Konten Internet, Klaim Bukan Alat Bungkam Kritik Warga
-
Teaser Anyar Xiaomi 15T: Klaim Hadirkan Fotografi Leica 'Kelas Profesional'
-
China Larang Perusahaan Beli Chip AI NVIDIA: Saham Anjlok, Jensen Huang Kecewa
-
Kumpulan Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Bareng Ayah, Hasil Natural dan Gaya Variatif