Suara.com - Penelitian terbaru mengukur popularitas pencarian gejala medis di Google dan menemukan bahwa volume pencarian itu dapat membantu memprediksi kejadian kasus virus Corona (Covid-19), yang akan muncul beberapa minggu kemudian di daerah tersebut.
Gejala paling umum yang terkait Covid-19 mencakup batuk, demam, dan kesulitan bernapas. Dalam kasus ini, para ilmuwan ingin memeriksa apakah ada korelasi antara kasus Covid-19 dan lonjakan dalam pencarian subjek gejala gastrointestinal (GI) yang disebabkan oleh penyakit, seperti sakit perut dan diare.
"Kami mengidentifikasi gejala GI umum yang dikaitkan dengan Covid-19 dari penelitian sebelumnya sebagai istilah penelusuran, yang mencakup ageusia (kehilangan rasa), sakit perut, kehilangan nafsu makan, anoreksia, diare, dan muntah," kata Imama Ahmad, penulis utama penelitian dan gastroenterologi dari North Shore Medical Centre di Salem, Massachusetts.
Dengan menggunakan Google Trends, para ilmuwan membandingkan volumen penelusuran anonim untuk istilah-istilah ini di 15 negara bagian Amerika Serikat, dengan kasus Covdi-19 yang dilaporkan dalam periode antara Januari dan April 2020.
Para ahli menemukan pencarian Google untuk gejala GI umum yang spesifik, memang terkait dengan kasus Covid-19 berikutnya di sebagian besar negara bagian yang diteliti, dengan korelasi terkuat terbukti sekitar tiga hingga empat minggu setelah pencarian di lakukan.
Meskipun ini berpotensi membantu, temuan ini bukan sesuatu yang baru. Selama beberapa tahun, telah diketahui bahwa kueri mesin telusur dapat membantu mengingatkan manusia tentang hal-hal seperti wabah influenza.
Kesimpulan utama dalam penelitian ini adalah teknik yang sama juga dapat membantu memberi tahu para ahli tentang penyebaran Covid-19, yang berpotensi menandakan pinggiran kota mana yang mungkin akan menjadi wilayah penyebaran selanjutnya.
"Pencarian gejala GI mendahului kenaikan Covid-19 yang dilaporkan dengan cara yang dapat diprediksi, sedikit lebih lama dari jeda waktu satu hingga dua minggu yang diamati dalam penelitian sebelumnya tentang influenza," tulis para ilmuwan.
Menurut para ahli, perbedaan waktu yang diamati dapat terkait dengan perbedaan dalam ketersediaan pengujian, pelaporan, atau masa inkubasi Covid-19 yang lebih lama dibandigkan dengan influenza.
Baca Juga: Waspada, Anak-anak Bisa Tularkan Covid-19 ke Orang Dewasa Tanpa Gejala
Dalam penelitian ini, negara bagian dengan insiden kasus tertinggi selama masa penelitian adalah New York, New Jersey, California, Massachusetts, dan Illinois.
Para ilmuwan mengakui keterbatasan lain dari penelitian yang telah diterbitkan dalam Clinical Gastroenterology and Hepatology ini, yaitu sifat informasi pencarian yang sebagian besar dianonimkan di Google Trends menyulitkan para ahli untuk menyaring variabel perancu yang dapat berpengaruh pada data.
Di sisi lain, dengan tujuan untuk membantu peneliti kesehatan, Google mengumumkan akan membuat data pencarian semacam ini lebih banyak tersedia bagi para ilmuwan yang mencoba memastikan kasus Covid-19 dari pencarian.
Dilansir dari Science Alert, Selasa (15/9/2020), harapannya dengan peningkatan akses ke minat penelusuran dan tren untuk lebih dari 400 gejala, tanda, dan kondisi medis, akan lebih mudah bagi para profesional kesehatan untuk memvisualisasikan dan memperkirakan sebelumnya area dampak virus Corona di Amerika Serikat.
Tag
Berita Terkait
-
Penyebaran Covid-19 Bisa Lewat AC? 24 Penumpang Bus Jadi Korbannya
-
Di Tengah Pandemi, Serangan Panik Topik Paling Dicari di Google
-
Penyebaran COVID-19 Belum Reda, Legiun Asing Persita Kesulitan ke Indonesia
-
Peneliti Ungkapkan Risiko Penyebaran Virus Corona di Kereta
-
Unik, Analisis Penyebaran Covid-19 Lewat Konser
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Bocoran Xiaomi 17 Ultra, HP Premium dengan Kamera 200MP!
-
Qualcomm Resmi Rilis Snapdragon 6s Gen 4, Dukung Fitur Gaming hingga Kamera 200MP
-
Setelah Samsung, Giliran Oppo Gandeng Google buat Teknologi AI
-
Riset Indosat: Jika Indonesia Serius Adopsi AI, PDB Bisa Tembus Rp 2.326 Triliun di 2030
-
41 Kode Redeem FF Terupdate 27 Oktober 2025, Ada Skin Evo Gun Populer Bisa Didapatkan Gratis
-
Daftar Lengkap 17 Kode Redeem FC Mobile 27 Oktober 2025, Dapatkan 500 Token FootyVerse
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan
-
Komdigi Akui Kualitas Internet Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
-
5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
-
The Simpsons Bakal Hadir di Fortnite, Ini Bocoran Event-nya