Suara.com - Tabel periodik berisi unsur-unsur kimia dibuat oleh ahli Kimia asal Rusia, Dmitry Mendeleev pada 1869. Tabel ini telah menjadi dasar bagi semua orang yang belajar kimia, bahkan di tingkat sekolah.
Mengingat pentingnya tabel tersebut, banyak orang berpikir bahwa urutan elemen tidak lagi menjadi bahan perdebatan. Namun, dua ilmuwan di Moskow, Rusia, baru-baru ini menerbitkan proposal untuk susunan tabel periodik baru.
Mendeleev mengembangkan tabelnya untuk menggambarkan tren periodik berdasarkan sifat unsur-unsur yang telah diketahui. Ia juga memperkirakan beberapa sifat unsur-unsur yang belum diketahui yang akan mengisi ruang kosong dalam tabel tersebut. Sebagian besar prediksinya pun terbukti benar.
Sementara itu, upaya untuk mengurutkan elemen dengan cara baru yang diterbitkan dalam Journal of Physical Chemistry ini diajukan oleh ilmuwan Zahed Allahyari dan Artem Oganov. Pendekatan mereka, yang dibangun dari hasil karya orang lain sebelumnya, adalah menetapkan ke setiap elemen apa yang disebut Nomor Mendeleev (MN).
Ada beberapa cara untuk mendapatkan bilangan tersebut, tetapi studi terbaru menggunakan kombinasi dua besaran fundamental yang dapat diukur secara langsung, yaitu jari-jari atom suatu unsur dan sifat yang disebut elektronegativitas yang menggambarkan seberapa kuat sebuah atom menarik elektron ke dirinya sendiri.
Dilansir dari IFL Science, Rabu (2/12/2020), keuntungan dari pendekatan ini diklaim dapat membantu untuk memprediksi sifat-sifat senyawa biner yang belum dibuat.
Ini berguna untuk mencari material baru yang mungkin dibutuhkan, baik untuk teknologi masa depan maupun yang sudah ada. Pada masanya, ini akan meluas ke senyawa dengan lebih dari dua komponen unsur.
Dengan pengajuan susunan baru ini, diharapkan tabel periodik bukan hanya menjadi alat pendidikan yang penting, tetapi juga berguna bagi para ilmuwan dalam mencari bahan-bahan baru.
Meski begitu, tidak semua orang harus menganggap versi terbaru sebagai pengganti tabel periodik sebelumnya. Memiliki banyak tabel dan daftar yang berbeda hanya berfungsi untuk memperdalam pemahaman manusia tentang bagaimana elemen berperilaku.
Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Vaksin Covid-19 Rusia Diklaim Putin Sudah Disetujui
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 30 Desember 2025, Klaim Bundle Eksklusif Natal dan Akhir Tahun
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 30 Desember 2025, Ada 100 Ribu Koin dan Pemain 106-112
-
5 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB dan Penyimpanan Internal 256 GB Termurah Mulai Rp2 Jutaan
-
5 Rekomendasi Tablet Huawei RAM 8 GB Terbaik untuk Multitasking dan Hiburan
-
5 Smartwatch di Bawah Rp400 Ribu untuk Pekerja: Fitur Mewah, Harga Ramah
-
Honor Power 2 Siap Meluncur Awal Januari, Bawa Desain Mirip iPhone dan Baterai Jumbo 10.080 mAh
-
Buat Halaman Duplikat di Word: Tips Cepat untuk Pengguna Windows dan Mac
-
Ini Cara Aktifkan Paket IM3 dan Tri Biar Tetap Online di Mana Pun, Liburan Tanpa Ribet!
-
5 Tablet Murah Harga Rp2 Jutaan untuk Mahasiswa, Ada yang Dilengkapi Keyboard
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Baterai Awet hingga Berhari-hari Meski Aplikasi Nyala Terus