Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Apple Academy yang berlokasi di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, untuk melihat fasilitas pendidikan gratis dari Apple untuk mengembangkan developer teknologi dan aplikasi di Indonesia.
Ia menekankan tingginya kebutuhan digitalisasi, terutama di masa pandemi seperti saat ini.
"Saat ini semua kementerian dan lembaga wajib hukumnya untuk melaksanakan digitalisasi dan artinya para pemangku kepentingan semua harus paham caranya. Jadi, pendidikan seperti ini akan jadi sangat penting. Apple Academy ini sangat strategis posisinya supaya semua bisa digitalized," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/5/2021).
Di masa pandemi seperti ini, kebutuhan untuk digitalisasi sangatlah tinggi sehingga tempat seperti Apple Academy dinilai Luhut penting untuk membantu mempercepat proses digitalisasi di Indonesia di semua sektor.
Kendati ia mengakui kemungkinan hambatan sumber daya pengajar atau infrastruktur, menurutnya dengan pengalaman digitalisasi selama pandemi ini diharapkan bukanlah masalah besar.
"Tentu akan ada hambatan seperti SDM pengajar atau infrastruktur. Kalau kurikulum sudah ada dari Apple, tapi dengan pengalaman digitalisasi selama pandemi ini tidak akan menjadi masalah dan malah menghemat biaya dan waktu. Proses pengambilan keputusan sekarang bisa lewat Zoom dan prosesnya jadi cepat, tidak terbayang ini sebelum pandemi COVID-19," katanya.
Luhut berharap ke depan akan terus tumbuh lembaga pendidikan seperti Apple Academy guna mendorong digitalisasi di Indonesia.
"Kita butuh orang yang paham dan mendukung digitalisasi. Jadi, kita butuh tempat macam ini. Jangan hanya buat di kota-kota besar, tapi juga mencerdaskan di daerah-daerah juga agar terjadi keseimbangan," kata Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Manager Government Affairs Apple Indonesia Mirza Natadisastra menjelaskan pengembangan Apple Academy merupakan komitmen investasi Apple di Indonesia dan fokus pada pengembangan sumber daya manusia.
Baca Juga: Jokowi Luncurkan Program Literasi Digital Nasional
Saat ini, Apple Academy hanya ada tiga negara, yaitu Brazil, Italia, dan Indonesia yang menjadi satu-satunya negara di Asia. Apple Academy memiliki kapasitas Jakarta 200 orang, di Batam 100 orang, dan Surabaya 100 orang dan total 400 orang setiap batch-nya.
"Saat ini Apple Academy sudah berjalan selama empat tahun ini dan kita melihat bahwa saat ini tengah populer tren teknologi dan digital. Apple Academy bukan hanya sekedar training school, sertifikasi, atau coding school. Apa yang kita bawa adalah sama dengan Research and Development (RnD) seperti di California. Kita ingin mulai dari seperti apa tempat yang bisa melahirkan inovasi-inovasi yang di luar biasa," jelasnya.
Mirza menjelaskan jika RnD akan dikolaborasikan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), hubungan dan programnya akan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dan inovasi yang bisa diukur dan ada nilai kontribusinya.
"Kita membuka mindset bahwa TKDN tidak hanya membicarakan manufaktur tapi juga bisa terkait ekosistem untuk menghasilkan inovasi. Untuk inovasi diperlukan infrastruktur fisiknya dulu dan kita buktikan bahwa kita punya desain yang sudah kita research itu terkait dengan inovasi dan bisa dilihat elemen-elemen apa saja yang ada di Apple Academy ini," kata Mirza.
Dampak industri dan output yang diharapkan dari Apple Academy ini yaitu mengenai terciptanya lapangan kerja di Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi patokan dari Apple Academy yang sudah ada. Dari sisi dampak industri, Apple Academy terbuka untuk umum meski tidak memiliki dasar coding. [Antara]
Berita Terkait
-
Luhut Jawab Utang Whoosh Rp116 Triliun: 12 Juta Penumpang Bukti Keberanian
-
Geger Skandal Whoosh, Akademisi Sebut Jokowi, Luhut, Erick Thohir dan 2 Menteri Layak Diperiksa
-
Borok Proyek Kereta Cepat: Nama Luhut dan Rini Soemarno Disebut, KPK Didesak Turun Tangan
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Amien Rais 'Ngamuk', Tuding Jokowi-Luhut-Sri Mulyani Perusak Indonesia dan Layak Dihukum Mati!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Vivo X500 Diprediksi Bawa Baterai Jumbo, Kapasitas hingga 7.000 mAh
-
Trailer Beredar, Red Dead Redemption Bakal Tersedia di iOS, Android, dan Switch 2
-
7 Rekomendasi Tablet yang Bagus untuk Canva dengan Fitur Canggih
-
Waspada! 5 Modus Penipuan WhatsApp Terbaru yang Mengincar Data Anda
-
Pasar Smartphone Indonesia Melejit 12 Persen di Q3 2024, Gen AI Jadi Magnet Utama Konsumen
-
Huawei Mate 80 Diprediksi Usung RAM 20 GB, Andalkan Chip Kirin Anyar
-
Game Horizon Terbaru untuk PC dan Mobile, Penggemar PS5 Tak Terima
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
-
Vivo Siapkan Seri X500 dengan Baterai 7.000 mAh, Rilis Tahun Depan
-
5 HP Superzoom Murah dan Kamera Jernih untuk Nonton Konser