Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika serta PT Telkom didesak transparan menginformasikan putusnya jaringan telekomunikasi di Jayapura. Internet di Papua sedang sungguh-sungguh diperlukan agar publik memperoleh informasi yang lengkap di tengah operasi keamanan Satgas Nemangkawi dan evaluasi UU Otonomi Khusus Papua.
Safetnet, Aliansi Jurnalis Independen, dan LBH Pers, salam siaran persnya yang dirilis Jumat (28/5/2021) mengatakan putusnya internet di Papua sejak 30 April lalu telah menghambat kebebasan pers juga pemenuhan hak atas informasi.
"Menyampaikan secara transparan kepada publik penyebab matinya internet di Jayapura dan sekitarnya pada 30 April 2021 dengan menyertakan bukti-bukti pendukung," desak Safenet, AJI, dan LBH Pers.
Mereka juga mengatakan bahwa Kominfo dan Telkom sering mengeluarkan pernyataan tidak konsisten terkait matinya internet di Papua, mulai dari akibat gempa, pergeseran lempeng Bumi, hingga arus lau.
"Sayang penjelasan itu tak disertai bukti kuat," imbuh tiga lembaga itu.
Pada 21 Mei lalu Kominfo sudah mengklaim bahwa layanan internet Telkom di Jayapura sudah pulih sepenuhnya berkat pemanfaatan satelit, Palapa Ring Timur, dan juga penambahan radio.
Tetapi di saat yang sama Kominfo juga mengatakan bahwa perbaikan kabel bawah laut yang putus, yang disebut sebagai pemicu putusnya telekomuniksi di Jayapura dan beberapa daerah lain di Papu, baru rampung dikerjakan pada Juni.
Sementara temuan Safenet-AJI-LHB Pers menunjukkan bahwa pada 21 Mei itu layanan internet di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom dan Kabupaten Sarmi belum pulih seperti sediakala.
"Informasi dari jaringan dan data yang diperoleh dari Netblocks, organisasi pemantau gangguan internet berbasis di London telah menunjukkan secara umum terlihat peningkatan jaringan lewat koneksi satelit, tetapi secara umum masih belum pulih," terang tiga lembaga itu.
Baca Juga: Kominfo Klaim Layanan Internet Telkom di Jayapura Sudah Pulih
"Koneksi internet di jaringan Telkom di Jayapura masih belum stabil dan pada 21 Mei 2021 mencapai sekitar 57 persen. Sedang koneksi internet di jaringan Telkomsel di Jayapura secara umum tidak stabil, malah pada 21 Mei jeblok hingga 0 persen," imbuh mereka.
Internet kini sedang sangat diperlukan oleh jurnalis mengingat kini ada dua isu krusial di Papua: operasi keamanan Satgas Nemangkawi dan evaluasi UU Otonomi Khusus Papua. Internet diperlukan agar jurnalis melakukan kerja pers yang berimbang, sehingga pihak-pihak tertentu tidak mendominasi dan mengontrol informasi.
Data lapangan yang dikumpulkan AJI Jayapura menyebutkan jurnalis di empat daerah terpaksa mengirim berita ke redaksi menggunakan pesan pendek/SMS. Jurnalis juga tidak bisa memverifikasi informasi dengan cepat. Mereka juga kesulitan mengakses maupun mengirimkan berita ke redaksi.
Bahkan Koran Cendrawasih Pos terpaksa harus mengurangi jumlah halaman terbit dari 24 menjadi 16 halaman karena kekurangan bahan berita dari kabar berita nasional. Terhambatnya kerja-kerja jurnalis tersebut berdampak langsung terhadap pemenuhan informasi kepada publik.
Kerugian lain yang dirasakan warga adalah pendidikan jarak jauh tidak bisa berjalan dan membuat proses ujian terhambat. Akhirnya harus tatap muka lagi padahal ini masih masa pandemi. Masyarakat juga harus pergi mencari ATM yang masih berfungsi karena sejumlah mesin transaksi tidak berfungsi.
Berita Terkait
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Telkom Indonesia Bersinergi dengan Kampus Mendorong Transformasi Digital Berbasis AI
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Telin dan Cabos de Timor-Leste, E.P. Perkuat Kolaborasi Bilateral Pengembangan Infrastruktur Digital
-
Strategic Holding Jadi Langkah Kunci Telkom dalam Transformasi dan Penguatan Bisnis Grup
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Gubernurnya Tertangkap KPK, Riau Masuk Provinsi Terkorup di Indonesia
-
Moto G67 Power Muncul di Toko Online: Bawa Baterai 7.000 mAh dan Snapdragon 7s Gen 2
-
Tips Bikin PIN ATM Agar Tidak Mudah Ditebak, Kombinasi Kuat, dan Aman dari Pembobolan
-
iQOO Z10R vs Realme 15T: Harga Mepet, Mending Mana Buat Gamer?
-
24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
-
24 Kode Redeem FF Hari Ini 4 November: Dapatkan Bundle Flame Arena & Evo Gun Gratis!
-
10 HP Flagship Terkencang Oktober 2025 Versi AnTuTu, Cocok Buat Gamer Kelas Berat
-
Aplikasi Edit Video Gratis Paling Hits: Ini Cara Menggunakan CapCut dengan Efektif dan Mudah
-
Mengapa Angka 67 Dinobatkan Jadi Word of the Year 2025
-
Cara Menambahkan Alamat di Google Maps, Beguna Menaikkan Visibilitas Bisnis Lokal Anda!