Suara.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan ilmu titen (kepekaan terhadap tanda-tanda atau ciri-ciri alam) yang kerap menjadi pegangan nelayan ambyar akibat perubahan iklim.
Sehingga, tidak jarang nelayan harus pulang dengan tangan kosong, karena hasil melaut tidak maksimal, bahkan tidak jarang nelayan mengalami kecelakaan dan menjadi korban akibat badai dan gelombang tinggi.
“Ilmu titen sudah sangat sulit untuk dijadikan acuan. Cuaca dan iklim saat ini sangat dinamis dan sulit ditebak,” ujar Dwikorita dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (8/10/2021).
Saat membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (7/10/2021), Dwikorita mengatakan perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat.
Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi, tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, termasuk ekosistem wilayah pesisir.
“Perubahan iklim adalah peristiwa global, namun dampaknya dirasakan secara regional ataupun lokal. Tidak ada batasan teritorial negara,” ujar dia.
Kondisi inilah yang memacu BMKG untuk menggencarkan pelaksanaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di daerah-daerah pesisir pantai. Melalui SLCN yang digelar, BMKG ingin nelayan dapat melaut, mendapatkan hasil dan pulang dengan selamat.
SLCN, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan nelayan Indonesia dalam mengakses, membaca, menindaklanjuti dan mendiseminasikan informasi cuaca, iklim maritim serta informasi prakiraan lokasi ikan dari sumber yang terpercaya. Selain itu, SLCN juga menjadi bagian dari ikhtiar BMKG mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Kegiatan SLCN ini menggunakan pembelajaran interaktif, yaitu metode belajar dan praktik. Materi pokok yang akan diberikan yaitu pengenalan produk dan memahami informasi cuaca dan iklim maritim, cara membaca informasi maritim dan pengenalan alat-alat observasi,” kata Dwikorita.
Baca Juga: 7 Nelayan Langkat Tenggelam di Perairan Belawan, 2 Hilang
Berita Terkait
-
Pemerintah Perkuat Komitmen Perubahan Iklim, Pengelolaan Karbon Jadi Sorotan di CDC 2025
-
Revitalisasi Kampung Nelayan di Tengah Gempuran Modernitas
-
Anatomi Kehidupan dari Laut: Pangan, Ekonomi, hingga Masa Depan Kita
-
Tak Tercatat Statistik, tapi Menghidupi Pesisir: Potret Perempuan Nelayan
-
Nasib Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam Cengkeraman Ekskavator
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Komdigi Kirim Bantuan Starlink ke Wilayah Bencana Aceh, Pemulihan BTS Terus Dipercepat
-
5 Rekomendasi Holder HP Anti-Air Terbaik untuk Ojol, Harga Murah dan Awet
-
Peta Jalan Nasional IPv6 Enhanced dan Net5.5G Resmi Diluncurkan, Ini Strategi Internet Masa Depan
-
Cara Buat Discord Checkpoint 2025, Mirip Spotify Wrapped Versi Komunitas Digital
-
Telkom Resmikan neuCentrIX Jayapura, Data Center Pertama di Papua
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
37 Kode Redeem FF 5 Desember 2025: Sikat Evo Bundle DreamSpace dan Skin M1873 Gratis
-
19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
58 Kode Redeem FF Terbaru 4 Desember 2025: Ada Bundle DreamSpace dan Gloo Wall Swag