Suara.com - Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan akan meluncurkan misi baru pada 2028, dengan tujuan mengunjungi Venus dan tujuh objek misterius di sabuk asteroid selama 12 tahun ke depan.
Misi yang diumumkan oleh wakil presiden UEA Sheikh Mohammed bin Rashid pada 5 Oktober tersebut, akan melakukan terbang lintas planet kedua pada pertengahan 2028.
Misi ini berayun mengelilingi planet dalam perjalanan kembali melewati Bumi dan menuju sabuk asteroid.
Ini akan dibangun dalam tujuh tahun ke depan dan perjalanan yang ditempuh akan mencapai lebih dari 3,6 miliar km.
"UEA bertekad memberikan kontribusi yang berarti bagi eksplorasi ruang angkasa, penelitian ilmiah, dan pemahaman kita tentang tata surya," tulis putra mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed bin Zayed, dalam cuitan, seperti dikutip dari CNET, Senin (11/10/2021).
Tujuan dari misi ini adalah untuk menjelajahi tujuh objek di sabuk asteroid, wilayah antara Mars dan Jupiter yang berisi jutaan batu berbentuk aneh.
Objek di dalam sabuk telah dipelajari oleh badan antariksa, seperti NASA di masa lalu, tetapi misi ambisius UEA akan bertujuan untuk memotret tujuh asteroid dan mendarat di salah satu permukaannya untuk mengumpulkan sampel.
Jika bisa mencapai keseluruhan rencana dalam misi tersebut, UEA akan menjadi negara keempat yang mendarat di permukaan asteroid.
Sama seperti misi Hope, badan antariksa UEA akan bekerja sama dengan Laboratory for Atmospheric and Space Physics di University of Colorado, Boulder. Nama misi akan diberitahu dalam pengumuman selanjutnya.
Baca Juga: UEA Akan Meluncurkan Pengujian Menargetkan Asteroid antara Mars dan Jupiter
Venus telah menjadi target yang semakin populer untuk misi luar angkasa dalam satu tahun terakhir.
NASA juga berencana untuk meluncurkan dua pesawat ruang angkasa ke planet ini.
Tak hanya itu, baik badan antariksa India maupun Badan Antariksa Eropa (ESA) pun sedang mempersiapkan penyelidikan sendiri untuk menjelajahi planet tersebut.
Venus menarik perhatian para ilmuwan karena potensi kelayakhuniannya sejak studi 2020 yang menemukan peningkatan kadar fosfin di awan planet.
Namun, sejak publikasi, temuan tersebut diperdebatkan dan data dianalisis kembali.
Studi terbaru pada Juni 2021 menunjukkan bahwa atmosfer planet ini terlalu kering untuk bisa mendukung kehidupan mikroba.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Foto Estetik Ala Photobox Tanpa Studio! Cuma Modal Prompt Gemini AI Ini
-
Bebas Lemot! POCO C85 Punya Ekspansi RAM Sampai 16GB, Bikin Performa HP Ngebut
-
Kumpulan Prompt AI Edit Foto Pakai Batik, Meriahkan Hari Batik Nasional 2025!
-
Oppo A6 5G Resmi: HP Murah Ini Usung RAM 12 GB dan Baterai 7.000 mAh
-
Fitur dan Sampel Kamera iQOO 15 Beredar, Bawa Telefoto 50 MP
-
Tokopedia dan TikTok Shop Ungkap Sinergi Dahsyat Dongkrak Penjualan Batik!
-
Menuju Bulan 2030, China Gaspol Uji Roket dan Pesawat Antariksa
-
Hasil Lelang Frekuensi 1.4 GHz: Adik Prabowo hingga Telkom-MyRepublic Rebutan Internet Murah
-
Xiaomi Rilis Wearable Stylish Terbaru Mulai Rp1 Jutaan, Dapat Potongan Rp500 Ribu!
-
Gawat! Deepfake Real-Time Mulai Dijual di Darknet, Harganya Cuma Segini