Suara.com - Peneliti di Pusat Riset Biomaterial Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sandi Sufiandi mengatakan kunci sukses cangkok jantung babi ke manusia di Amerika Serikat pada pekan lalu terletak pada rekayasa genetik.
Rekayasa genetik itu dilakukan agar organ babi bisa diterima oleh sistem imun manusia sehingga tidak terjadi penolakan saat organ asing masuk ke tubuh manusia.
"Tujuannya agar organ yang ditransplantasikan bisa diterima oleh sistem imun manusia," kata Sandi di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Sandi menuturkan pada permukaan sel jantung dari babi terdapat galactose-alpha-1,3-galactose (alpha-Gal), sementara molekul tersebut tidak terdapat pada tubuh manusia.
Sehingga ketika dilaksanakan transplantasi, tidak akan bertahan karena ditolak oleh sistem imun tubuh. Oleh karenanya, dilakukan modifikasi gen pada organ jantung babi tersebut.
Modifikasi gen yang dilakukan antara lain menghapus tiga gen yang mengurangi risiko penolakan oleh antibodi manusia. Kemudian, menambahkan enam gen manusia untuk mempromosikan penerimaan organ, dan satu gen pertumbuhan dihilangkan untuk memastikan organ membesar setelah ditransplantasikan.
Diberitakan sebelumnya bahwa para ilmuwan di University of Maryland School of Medicine, AS untuk pertama kalinya berhasil melakukan cangkok jantung babi ke manusia pada 7 Januari 2022, pekan lalu.
Jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetik tersebut dipasang pada tubuh seorang lelaki berusia 57 tahun yang mengalami masalah jantung akut.
Operasi itu dipimpin salah satunya oleh Dr Muhammad Mohiuddin, pakar xenotransplantasi dari University of Maryland School of Medicine.
Baca Juga: Cangkok Jantung Babi ke Manusia Jadi Perdebatan, Ini Penjelasan Dr Muhammad Mohiuddin
Dr Muhammad, seorang muslim kelahiran Pakistan, mengatakan bahwa jika operasi itu terbukti sukses maka masalah kelangkaan organ donor di dunia, yang memaksa ratusan ribu orang saat ini mengantre dalam penderitaan, bisa teratasi. [Antara]
Berita Terkait
-
DPR Desak BRIN Ubah Pendekatan Penanganan Bencana: Fokus Riset, Mitigasi, dan Pendidikan
-
Siap Produksi Massal, BRIN dan PTDI Tunggu Pesanan Pesawat N219 dari Pemerintah
-
BRIN Siap Kembangkan Pesawat Amfibi dan Perkuat Alutsista Nasional Sesuai Arahan Presiden
-
Rencana Redenominasi, BRIN Siap Turun Tangan Riset dan Beri Masukan
-
Proyek Ambisius Lintas Negara: BRIN Gandeng Oxford Telusuri DNA Rafflesia
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag
-
Varian Warna Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Usung Spek Gahar