Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta bantuan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta untuk mendorong sejumlah perusahaan digital dan game asal negara tersebut untuk mendaftar sebagai penyelenggara elektronik atau PSE Lingkup Privat.
Dalam siaran persnya, Senin (1/8/2022) mengatakan telah meminta bantuan Kedubes AS di Jakarta untuk menghubungi tujuh PSE yakni Steam, Dota, CS GO, PayPal, Yahoo, Origin, dan Epicgames. Ketujuh perusahaan ini, yang bermarkas di AS, diblokir oleh Kominfo.
Dari ketujuh perusahaan itu, demikian dijelaskan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, baru Steam, Dota dan CS GO yang memberikan respons.
"Para PSE tersebut telah merespon email dari Kementerian Kominfo meskipun belum mengisi formulir pendaftaran seperti yang diminta sebagai prasyarat normalisasi," terang Semuel.
“Kami optimis ketiga game ini kooperatif dan segera memenuhi kewajiban, sehingga bisa segera dibuka kembali (blokirnya)”, tambahnya.
Sementara PayPal, yang sudah dibuka sementara blokirnya sejak 31 Juli 2022, belum memberikan respons terhadap permintaan Kominfo. Blokir PayPal dibuka sementara hingga 5 Agustus.
"Kami terus berusaha untuk berkomunikasi dengan pengelola Paypal, karena sampai saat ini meskipun sudah dicoba untuk berkomunikasi dengan berbagai macam cara/jalur, Paypal sama sekali belum merespon,” ujar Semuel.
Sedangkan terkait dengan Yahoo, Origin.com dan Epicgames yang juga merupakan perusahaan asal Amerika Serikat, Kementerian Kominfo juga telah melakukan berbagai macam upaya untuk menjangkau ketiga PSE tersebut. Namun sampai saat ini ketiganya juga tidak memberikan respons.
Baca Juga: Menkominfo: Pendaftaran PSE untuk Lindungi Warganet dari Serangan Siber
Berita Terkait
-
Game AAA Terbaru, Borderlands 4 Panen Keluhan di Steam
-
PayPal Diblokir, Bank Jerman Bertindak Cegah Penipuan Rp 191 Triliun
-
10 Game Populer di PS, Xbox, dan Steam: Battlefield 6 Lampaui GTA 5, Roblox Nomor 3
-
Delta Force Cetak Rekor Jumlah Pemain Bersamaan di Steam
-
Bos Gearbox Sesumbar Bila Borderlands 4 Layak Dihargai Lebih Mahal
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti
-
AMD Ryzen AI 300 Series Otaki Laptop AI Tercanggih Hadir di Lenovo Yoga Pro dan IdeaPad!
-
EA FC 26 Sudah Bisa Dimainkan: Daftar Ikon Terungkap, Gameplay Tuai Pujian