Suara.com - Penelitian baru telah mengungkapkan gelombang besar yang mencapai ketinggian satu mil menyapu Bumi dan menenggelamkan semua yang ada.
Gelombang dahsyat ini menjelajahi dasar laut sejauh ribuan mil yang membentang dari lokasi tumbukan hingga ke Selandia Baru, sejauh 7.500 mil.
"Tsunami ini cukup kuat untuk mengganggu dan mengikis sedimen di cekungan laut di belahan dunia, meninggalkan celah dalam catatan sedimen atau tumpukan sedimen yang lebih tua," jelas Penulis utama Molly Range, dari University of Michigan.
Temuan ini didasarkan pada simulasi komputer dan tinjauan catatan geologi di lebih dari 100 situs di seluruh dunia.
Tiga perempat spesies menghilang setelah batu ruang angkasa seukuran kota menabrak semenanjung Yucatan di Teluk Meksiko 66 juta tahun yang lalu.
Mereka termasuk semua dinosaurus non-unggas, pterosaurus, amon, dan sebagian besar reptil laut.
Energi awal mencapai 30.000 kali lebih besar dari tsunami Boxing Day yang menewaskan lebih dari 230.000 orang.
Asteroid ini membuat kawah dengan lebar lebih dari 60 mil, yang dikenal sebagai Chicxulub. Dalam hitungan menit, segala sesuatu dalam jarak ratusan mil dibakar.
Sepuluh menit setelah proyektil menghantam, dan 137 mil dari titik tumbukan, gelombang tsunami berbentuk cincin setinggi satu mil mulai menyapu lautan ke segala arah.
Baca Juga: Ini Cara Mainkan Game Dinosaurus di Google Chrome, Tes Berapa Skormu?
Suhu turun, hujan asam turun dan matahari terhalang selama berbulan-bulan dan mematikan 90 persen tanaman.
Tim AS fokus pada sedimen laut yang diendapkan tepat sebelum atau setelah tumbukan 66 juta tahun lalu dan 'batas K-Pg' berikutnya, yang menutup Kapur.
Menurut Molly Range, distribusi erosi dan hiatus yang diamati di sedimen laut Kapur paling atas konsisten dengan hasil model, yang memberinya lebih percaya diri dalam prediksi model.
Modelnya menunjukkan tsunami menyebar terutama ke timur dan timur laut ke Samudra Atlantik Utara, dan ke barat daya.
Ia melakukan perjalanan melalui Central American Seaway, yang dulu memisahkan Amerika Utara dan Selatan, ke Pasifik Selatan.
Di cekungan tersebut dan di beberapa daerah yang berdekatan, kecepatan arus bawah laut kemungkinan mencapai hampir setengah mil per jam – cukup untuk mengikis sedimen berbutir halus di dasar laut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 1 November: Raih Luck Royale Voucher dan Skin Halloween
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
-
Canva Rilis Model AI Desain Baru dan Ubah Platform Jadi Pusat Kreatif
-
PHK Massal, Amazon Dilaporkan Batalkan Game MMO The Lord of The Rings
-
Penemuan Fosil Dinosaurus Paling Akurat Ungkap Wujud Asli Edmontosaurus 66 Juta Tahun Lalu
-
3 Cara Split Screen di iPad, Jadi Mirip Laptop
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Rekomendasi Laptop Gaming Terbaik 2025: Performa High-End vs Pilihan Budget Terbaik
-
Teknologi Purifier dan Dehumidifier Sharp: Rahasia Udara Sehat untuk Hewan Peliharaan di Rumah
-
Laptop Ketumpahan Air? Jangan Panik! Ini 12 Langkah Cepat untuk Menyelamatkannya